Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Jumat (11/4/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 3,13 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 4,55 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 79.503,63 per koin atau setara Rp 1,336 miliar (asumsi kurs Rp 16.810 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) kembali melemah. ETH merosot 6,92 persen sehari terakhir dan turun 16,22 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 25,59 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 0,19 persen, tetapi masih melemah 2,79 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,71 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona merah. ADA turun 1,97 persen dalam sehari dan 6,32 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 1.027 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL ambles 3,81 persen dalam sehari, tetapi masih melemah 3,36 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 1,897 juta per koin.
XRP masih berada di zona merah. XRP turun 2,68 persen dalam 24 jam dan turun 4,91 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 32.96 ribu per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) juga kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 2,30 persen, tetapi masih terkoreksi 5,52 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.59 ribu per token.
Harga kripto hari ini, stablecoin Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) sama-sama melemah tipis. USDT melemah 0,04 persen ke posisi USD 0,9993 dan USDC melemah 0,01 persen ke posisi USD 0,9999.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,53 triliun atau setara Rp 42.519 triliun, turun sekitar 3,24 persen dalam sehari terakhir.
Sentimen Ini Bayangi Harga Bitcoin Usai Melonjak Tersengat Tarif AS
Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) melonjak lebih dari 7 persen dan menembus level USD 83.000 pada Kamis, 10 April 2025 menandai kenaikan intraday terkuat sejak Maret.
Lonjakan harga ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pencabutan sementara tarif global selama 90 hari, kecuali untuk China. Kebijakan tarif baru Trump menggantikan rencana sebelumnya dengan tarif tetap sebesar 10 persen untuk seluruh mitra dagang AS selain China.
Keputusan ini disambut positif oleh pelaku pasar global, termasuk pasar kripto. Selain Bitcoin, altcoin seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Dogecoin (DOGE) juga mencatatkan kenaikan dua digit. Namun, di tengah euforia pasar, dataderivatif menunjukkan bahwa para pedagang profesional tetap berhati-hati.
Indikator pasar derivatif seperti premi berjangka dua bulan BTC sempat melonjak di atas ambang batas netral 5 persen, namun gagal mempertahankan momentumnya. Selain itu, delta skew 25 persen untuk opsi BTC yang mencerminkan ekspektasi risiko pasar sempat menyentuh 12 persen sebelum turun kembali ke angka netral 3 persen usai pengumuman Trump.
"Meski ada dorongan harga yang signifikan secara teknikal, pasar derivatif menunjukkan bahwa pelaku pasar besar masih menahan diri untuk benar-benar masuk secara agresif,” ujar Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (11/4/2025).
"Ini tercermin dari premi kontrak berjangka yang belum stabil dan suku bunga pendanaan yang masih berada di kisaran netral," ia menambahkan.
Advertisement
Dibayangi Ketidakpastian
Fyqieh menambahkan, ketidakpastian makroekonomi global, terutama dari data inflasi AS dan China yang akan dirilis dalam waktu dekat, masih menjadi faktor penentu arah harga Bitcoin selanjutnya.
"Konsolidasi dan volatilitas akan tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan. Jika data inflasi menunjukkan tekanan yang rendah, maka potensi reli ke USD 88.800 atau bahkan USD 100.000 bisa terbuka. Tapi jika sebaliknya, tekanan jual bisa kembali membawa BTC ke kisaran support USD 73.500,” ujar Fyqieh.
Sentimen pasar kripto sempat membaik usai pernyataan CEO BlackRock, Larry Fink, yang pada Senin, 7 April 2025 menyebut potensi koreksi pasar sebagai “peluang beli” strategis. Fink memprediksi, pasar global dapat turun hingga 20 persen jika tarif diberlakukan, tetapi pernyataannya justru disambut dengan keyakinan pasar usai Trump mengubah arah kebijakan.
Meskipun begitu, para analis tetap mengingatkan bahwa resistensi kuat BTC ada di kisaran USD 88.800, yang merupakan level tertinggi sebelum pengumuman tarif awal Trump pada awal April. Sementara itu, Detrended Price Oscillator (DPO) yang masih negatif menunjukkan tren naik belum sepenuhnya terkonfirmasi.
"Dengan pasar yang masih menantikan rilis data ekonomi dari dua kekuatan utama dunia, AS dan China, langkah selanjutnya dari Bitcoin akan sangat ditentukan oleh arah kebijakan moneter global dan ekspektasi inflasi,” kata dia.
