Cara Banyuwangi Genjot Pemuda Desa Jadi Pengusaha Muda

Pemkab Banyuwangi menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk mendorong pemuda desa jadi pengusaha muda

oleh Liputan6 diperbarui 16 Feb 2017, 22:01 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2017, 22:01 WIB
Banyuwangi Genjot Pemuda Desa Jadi Pengusaha Muda
Banyuwangi Genjot Pemuda Desa Jadi Pengusaha Muda

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong anak-anak muda di desa-desa agar bisa maju dan mandiri secara ekonomi dengan membuka peluang usaha baru dan menjadi pengusaha muda.

Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis (16/2/2017) menjelaskan, untuk tahun 2017 ini, Pemkab Banyuwangi menyiapkan dana Rp 1,8 miliar untuk melatih dan membekali pemuda desa agar bisa menjadi pengusaha muda.

"Berbagai keterampilan teknis akan diberikan, mulai dari perbengkelan, las, elektro, kerajinan, dan jasa pariwisata. Sasaran kita adalah anak-anak muda yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal. Mereka dilatih agar bisa mandiri. Untuk mendidik anak-anak muda desa ini, kami libatkan SMK," kata Azwar seperti dilansir Antara.

Seperti yang terbaru pelatihan digelar di SMK Muhammadiyah 2 Genteng. Di mana ada 160 anak muda desa dilatih perbengkelan selama lima hari sejak 14 Februari 2017.

Melalui pelatihan ini, Pemkab Banyuwangi ingin melahirkan pemuda-pemuda yang memiliki keterampilan tertentu, yang bisa menjadi bekal untuk berwirausaha. Mereka yang ikut pelatihan ini adalah pemuda desa yang memang memiliki keinginan kuat untuk maju.

"Rata-rata mereka sudah ada kemampuan dasar, di sini tinggal mengasah dan menambah keterampilan mereka," kata Anas saat mengunjungi pelatihan tersebut.

Menurut Anas, sinergi pelatihan dengan SMK ini sangat penting. Hal itu untuk mengintegrasikan setiap program pelatihan Pemkab Banyuwangi dengan SMK.

"Sengaja kami optimalkan jaringan dengan SMK, karena selain memiliki tenaga ahli, di SMK juga terdapat fasilitas yang memadai. Jadi tidak perlu ada pengadaan alat pelatihan baru, karena SMK kan sudah punya, sehingga hemat anggaran," ujarnya.

Selain itu, kata dia, dengan digabungnya pemuda dan siswa dalam satu paket pelatihan perbengkelan ini tindak lanjutnya bisa terukur. Dengan demikian maka hasil dari pelatihan ini lebih optimal, begitu juga dengan ketepatan sasarannya juga terukur.

"Pelajar SMK dan pemuda mereka bisa saling berbagi pengalaman. Siswa yang selama ini banyak ilmu, bisa sharing dengan pemuda desa yang menemui banyak kasus karena praktik langsung di bengkelnya. Dengan demikian, pelatihan ini banyak manfaatnya," kata Anas.

Selain perbengkelan, pemkab juga akan melibatkan jurusan lain di sejumlah SMK untuk bersinergi menumbuhkan kewirausahaan baru di kalangan anak muda desa. Seperti pelatihan batik digelar di SMK yang memiliki jurusan batik, pelatihan agen travel digelar di SMK jurusan pariwisata. Begitu juga pelatihan kuliner akan melibatkan jurusan tata boga.

"Tahun ini ada sekitar 600 pelatihan, yang nantinya tetap akan kami sinergikan dengan jurusan SMK yang tersedia. Targetnya, anak-anak desa yang memiliki ketrampilan dasar tapi belum terasah akan kami integrasikan dengan siswa-siswa SMK. Tujuan akhirnya, tak lain membentuk jiwa wirausaha yang mandiri," kata Anas.

Sementara pelatihan perbengkelan yang digelar di SMK Muhammadiyah 2 Genteng, menurut Anas, tergolong istimewa. Selain dibimbing instruktur andal dari SMK dan praktisi, bengkel SMK yang menjadi laboratorium untuk pelatihan ini sangat lengkap. Mulai dari bengkel mobil yang standarnya seperti bengkel dealer serta telah bekerja sama dengan ASCO Daihatsu dan PT Astra Honda Motor (AHM).

Salah satu peserta, Fandi Siswanto (21), asal Wongsorejo, merasa senang bisa mengikuti pelatihan. Selama ini dia hanya tahu ilmu perbengkelan dari bengkel tempatnya bekerja. "Dengan ikut pelatihan ini, bisa lebih banyak tahu ilmu permesinan dan perbengkelan. Dan ini pun gratis, bagi saya ini benar-benar menyenangkan," katanya.

Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Pemkab Banyuwangi Wawan Yadmadi menambahkan para pemuda ini akan mengikuti pelatihan selama lima hari dari 14 hingga 18 Februari 2017. Selain diikuti oleh pemuda desa, pelatihan juga diikuti pelajar SMA/SMK yang memang tertarik untuk menekuni masalah perbengkelan.

"Desa asal pemuda yang mengikuti pelatihan ini juga tidak asal pilih. Kami pilih mereka yang berasal dari desa yang tingkat kemiskinannya agak tinggi," katanya.

Dalam pelatihan ini, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi melibatkan 32 instruktur ahli perbengkelan dari desa dan sekolah kejuruan kualifikasi.

"Usai pelatihan, mereka tak sekadar mengerti ilmu perbengkelan, tapi juga akan diberi sertifikat tanda lulus pelatihan. Dan ini bisa dijadikan sebagai modal dasar mencari pekerjaan di bidang perbengkelan," kata Wawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya