Banyuwangi Dukung Kebiasaan Anak Jajan di Sekolah, Lho?

Ada dua cara Banyuwangi untuk mendukung kebiasaan anak jajan di sekolah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Feb 2017, 07:02 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 07:02 WIB
Banyuwangi Dukung Kebiasaan Anak Jajan di Sekolah
Ada dua cara Banyuwangi untuk mendukung kebiasaan anak jajan di sekolah. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Setelah membentuk Inspektur Cilik yang bertugas menjaga konsumsi siswa, Pemkab Banyuwangi kini meluncurkan gerakan jajan di kantin sehat sekolah untuk anak-anak sekolah.  Selain menjaga kebersihan, Kantin Sehat juga harus menjaga nutrisi anak-anak.  

"Ini untuk menjaga kesehatan generasi penerus. Asupan anak harus dijaga," tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Humas Pemkab Banyuwangi, Rabu, 8 Februari 2017.

Menurut Anas, jajan tidak selalu merupakan kebiasaan yang buruk karena anak-anak sekolah punya aktivitas yang tinggi sehingga perlu asupan di antara waktu makan pagi dan siang.

"Selain itu, jajan juga upaya pengenalan terhadap aneka ragam makanan," kata Anas.

Menurut Anas, jajanan sehat harus mengandung gizi cukup seperti kalori, protein, dan vitamin. Tidak harus mahal, jajanan tradisional seperti getuk, gemblong, kroket, klepon, pisang goreng, singkong, dan gado-gado justru lebih sehat dan bergizi.

"Paling penting, makanan yang dijual tidak mengandung zat yang berbahaya," ucap Anas.

Kantin sehat ini, lanjut Anas, telah digalakkan di seluruh sekolah di Banyuwangi. Sekolah-sekolah ini telah diedukasi seputar kriteria makanan sehat oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat.

"Ini bagian dari pengendalian makanan untuk anak. Lebih baik preventif, daripada kita nantinya disibukkan masalah penyakit akibat asupan yang salah," ujar Anas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Widji Lestariono menambahkan, selain memberikan pendidikan masalah makanan sehat kepada sekolah, puskesmas juga memeriksa rutin jajanan sekolah. Bukan hanya yang di kantin sekolah, penjaja di luar pagar juga tak luput dari cek rutin.

"Tiap tiga bulan, puskesmas ambil sampling di sekolah untuk dicek apakah ada kandungan bahayanya. Apakah mengandung boraks, formalin, rhodamin B, dan metanil yellow. Selama ini belum kita temukan jajanan di sekolah mengandung zat yang berbahaya, namun higienitas saja yang perlu ditingkatkan," kata Rio, panggilan akrabnya.

Selain ke sekolah, puskesmas juga melakukan sosialisasi makanan sehat langsung ke tokoh masyarakat. "Misal, masyarakat kami minta juga turut mengingatkan penjaja makanan gorengan, agar sering mengganti minyak gorengnya," ucap Rio.

Sebelumnya, Banyuwangi telah membentuk Inspektur Cilik. Salah satu tugasnya untuk menjaga teman-temannya agar mengonsumsi makanan sehat. Inspektur ini mengawasi dan memastikan jajanan sesama temannya aman dikonsumsi.

"Sudah ratusan sekolah yang telah membentuk inspektur cilik ini. Mereka saling berkoordinasi dengan guru kelasnya," kata Rio.

Selain itu, tugas inspektur ini untuk mendeteksi sejak dini apabila ada temannya yang berpotensi tidak mampu sekolah. "Biasanya anak-anak lebih suka curhat pada temannya, daripada gurunya. Sehingga apabila mengetahui temannya yang kesulitan ekonomi, dan berpotensi tidak bisa melanjutkan sekolah segera laporkan ke kepala sekolah," ujar Rio.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya