Kurs Dolar Pengaruhi Harga Kain Tenun Palembang

Para pengusaha kerajinan kain tenun khas Palembang harus bergantung dengan tinggi rendahnya kurs Dolar

oleh Nefri Inge diperbarui 19 Feb 2017, 12:01 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 12:01 WIB
Kain Tenun Khas Palembang yang dipamerkan di Griya Kain Tuan Kentang Kertapati (Liputan6.com/Nefri Inge)
Kain Tenun Khas Palembang yang dipamerkan di Griya Kain Tuan Kentang Kertapati (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Potensi pemasaran kain tenun khas Palembang cukup menjanjikan di dunia fesyen atau mode. Namun ternyata, harga satu lembar kain tradisional Kota Pempek ini masih tergantung dengan pergerakan kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Diungkapkan Wati (42), pengusaha kain tenun Palembang di Kelurahan Tuan Kentang ini, mereka tidak bisa mematok harga sesuka hati jika ingin melempar hasil tenunan ke pasar.

Pemborong di pasar fashion Palembang mematok harga satu lembar kain tenunnya sesuai dengan naik turunnya harga kurs dolar di Indonesia.

"Kalau harga kurs mata uang dolar naik, barang jualan kami ikutan naik, begitu juga sebaliknya. Kita tidak bisa sembarang mematok harga," ucap dia kepada Liputan6.com, saat ditemui seusai mengikuti peluncuran Griya Kain Tuan Kentang Palembang, Jumat, 17 Februari 2017.

Untuk itu, mereka selalu melihat kapan pasaran kain tenun bisa laris tidaknya. Ini juga mempengaruhi produksi kain tenun di tempatnya. Lalu, beberapa kondisi juga berpengaruh terhadap produktivitas kain tenunnya, seperti ajang internasional dan perayaan keagamaan.

Harga satu lembar kain tenun berbahan sutera dipatok sekitar Rp 1 juta, sedangkan kain yang berbahan katun dihargai Rp 350 ribu hingga Rp 800 ribu per satuan. Namun, harga tersebut bisa meningkat tajam ketika kurs rupiah terhadap dolar melonjak.

"Saat ada event besar atau pameran, produksi kami melonjak hingga 10 kodi per bulan. Tapi kalau akhir dan awal tahun, produksinya menyusut ke angka dua kodi per bulan," kata dia.

Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, agar bisa bersaing di kancah nasional hingga internasional, ada beberapa cara untuk mengembangkan sayap usaha kain tenun Palembang.

"Pengemasan harus menarik, pengrajin juga mempunyai kepercayaan diri terhadap pasar dan produknya," dia mengungkapkan.

Lalu untuk kendala modal, pihaknya akan melakukan pembinaan terkait pembuatan laporan, sehingga memudahkan pengrajin untuk bekerja sama dengan bank swasta dalam hal bantuan permodalan.

"Kita nanti akan memetakan apa saja yang dibutuhkan," Rosmaya memungkasi penjelasan mengenai prospek kain tenun Palembang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya