Kisah Masa Kecil dan Mimpi Trotoar Nyaman Ridwan Kamil

Lewat peresmian trotoar baru di Kota Bandung, Ridwan Kamil ajak warga lawan tubuh melar dengan banyak jalan kaki.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 20 Feb 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2017, 11:30 WIB
Mimpi trotoar Ridwan Kamil
Mimpi trotoar Ridwan Kamil

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan penggunaan 19 ruas trotoar Bandung di Jalan Ir. H. Juanda, pada Minggu, 19 Februari 2017, yang pengerjaannya memakan waktu selama setahun.

Peresmian itu ditandai dengan aksi berjalan kaki Ridwan Kamil bersama komunitas penyandang disabilitas dan ratusan masyarakat mulai dari Pendopo Kota Bandung melewati jalan-jalan protokol Kota Bandung, seperti Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Merdeka, Jalan Braga, Jalan Asia Afrika dan berakhir di Pendopo Kota Bandung di Jalan Daem Kaum.

Selain ingin memamerkan kondisi trotoar baru, aksi jalan kaki sejauh lima kilometer itu sekaligus untuk mengajak warga Bandung lebih rutin berjalan kaki. Ia bahkan sengaja mengenakan kaos bertuliskan "Takut Melar? Jalanlah di Trotoar" untuk kembali menyerukan budaya jalan kaki.

Menurut Ridwan Kamil, perbaikan kondisi trotoar di Kota Bandung terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya saat masih menjadi siswa SD Banjarsari, Kota Bandung. Emil, biasa ia disapa, menuturkan ia pernah terpaksa berjalan kaki sekitar lima kilometer.

Jarak itu ditempuhnya saat pulang ke sekolah menuju rumah gara-gara ongkos untuk naik angkot hilang. Saat itu, ia merasa nyaman menyusuri jalan di Kota Bandung meski kaki tetap pegal.

"Maka dari pengalaman tersebur, ketika saya dipercaya menjadi Wali Kota Bandung, berkesempatan mengubah lagi kota tercinta ini supaya layak bagi pejalan kaki," tutur Emil dalam keterangan tertulis Humas Kota Bandung.

Menurut dia, dari 19 trotoar yang sudah diperbaiki, jalan Ir H Juanda menjadi salah satu contoh jalan yang panjang dan lebar dan ruang ekologinya yang paling memadari. Di jalur tersebut juga disediakan jalur khusus disabilitas.

"Dari 19 paket trotoar yang diperbaiki, kenapa saya memilih Jalan Ir H Juanda? Itu karena ini paling keren dan paling istimewa. Juga ini menunjukan pedestrian yang lebar dan ruang ekologinya yang memadai," kata Emil.

Ridwan Kamil mengingatkan trotoar itu sebenarnya tidak hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki saja, tetapi juga bagi mereka yang hendak beristirahat. Maka itu, Pemkot Bandung menyediakan tempat duduk untuk semua masyarakat, khususnya lansia, untuk beristirahat di sela berjalan kaki.

"Bagi para lansia semua itu (tempat duduk) sangat dibutuhkan untuk menunjang kebiasaan berjalan kaki. Kami sediakan bangku-bangku untuk mereka duduk dan santai. Selain itu, saya pasang lampu ini terinspirasi dari Eropa. Dan juga tanaman indah yang alami," kata Emil.

Sepanjang trotoar juga ditempatkan bola-bola untuk melindungi pejalan kaki dari pengguna mobil yang suka naik ke trotoar. Ke depan, pemerintah berencana menyediakan papan informasi sebagai petunjuk bagi pendatang, khususnya turis yang sering datang ke Bandung.

Dilansir Humas Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan setiap tahunnya, Pemkot Bandung menyicil revitalisasi 15-20 paket pengerjaan. "Sehingga lambat laun trotoar di Kota Bandung semuanya menjadi bagus dan nyaman," ujar Ridwan Kamil.

Salah seorang disabilitas, Nono mengapresiasi trotoar baru Kota Bandung. "Saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Bandung dan Wali Kota Ridwan Kamil karena sudah memberikan fasilitas jalan yang diperuntukan bagi kami (penyandang disabilitas)," ucap dia.

Ia juga berharap agar Pemerintah Kota Bandung dengan program-programnya yang lain akan memberikan hak-hak penyandang disabilitas di Kota Bandung. "Sehingga kami akan merasakan pembangunan sebuah kota yang ramah dan nyaman untuk dinikmati semua penyandang disabilitas," kata Nono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya