Ridwan Kamil Andalkan Media Resmi Hantam Hoax

Ridwan Kamil lebih dari enam kali jadi korban hoax.

oleh Arya Prakasa diperbarui 20 Feb 2017, 18:01 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2017, 18:01 WIB
Ridwan Kamil kerap jadi korban hoax
Ridwan Kamil kerap jadi korban hoax

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengharapkan media-media arus utama tidak turut menayangkan berita-berita bohong atau hoax. Menurut dia, media resmi ini merupakan benteng terakhir penahan tren maraknya hoax yang mengancam konflik warga.

Sikap media untuk menahan diri menyiarkan hoax, menurut dia, sekaligus demi menjaga reputasi media bersangkutan.

"Saya berpesan jangan pernah menghilangkan kepercayaan dari masyarakat, sekalinya media terpercaya ikut-ikutan memberitakan berita hoax, masyarakat tidak akan percaya dan tidak akan mengakses media," katanya di sela acara Deklarasi Bandung Hantam Hoax, di Alun-Alun Kota Bandung, Senin (20/2/2017).

Wali kota yang populer dipanggil Emil ini menegaskan, hoax benar-benar menjadi masalah besar bagi masyarakat. Dia mengaku kerap menyaksikan sendiri dampak dari hoax.

"Jadi emosi, memutus silaturahmi, memperlebar jurang kebencian," ujar dia.

Emil sendiri mengaku kerap menjadi korban hoax, lebih dari enam kali. Wujudnya broadcast bohong, juga penggunaan foto-fotonya secara sembarangan. Akibatnya, dia pun harus susah payah untuk mngklarifikasi untuk membantah serta membenarkan berita-berita hoax tersebut.

"Apa yang terjadi? Saya harus mengklarifikasi. Bayangkan individu-individu lain yang tidak punya medsos lengkap bagaimana mengkonternya?" ucap dia.

Dalam kegiatan Bandung Hantam Hoax, Emil pun melakukan kampanye dan deklarasi bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Agenda kampanye menyasar sekolah-sekolah, masyarakat umum, ormas, LSM, agar semangat melawan dan menghantam hoax.

Masyarakat diharapkan dewasa dalam mengunyah informasi, harus pandai memiliah mana info yang benar mana yang tidak.

"Ada cara teknis melihat sumber berita online, sumber berita terpercaya ada atau tidak," tuturnya.

Emil berharap kampanye dan deklarasi Bandung Hantam Hoax yang dipopulerkan dengan tagar #BDGhantamhoax di media sosial bisa diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia.

Marcella Zalianty Ingin Hantam Hoax di Jakarta 

Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Sementara itu, Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) mendukung deklarasi Bandung Hantam Hoax yang diinisiasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Pemerintah Kota Bandung itu sebagai upaya terciptanya media untuk harmonisasi dunia.

"Kita PARFI dan insan film mendukung Bandung Hantam Hoax. Sebab betapa mengkhawatirkannya beberapa pemberitaan bohong, apalagi kemarin menjelang Pilkada DKI Jakarta dan seluruh daerah," kata Ketua PARFI, Marcella Zalianty.

Marcella menuturkan, dampak yang ditimbulkan dari sebaran pemberitaan palsu atau hoax akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, karena dapat memecah belah bangsa.

Untuk itu, ia meminta agar masyarakat lebih hati-hati dalam mengonsumsi media.

"Hoax bisa meruntuhkan nilai kebangsaan. Saya ingin hantam hoax dilakukan juga di Jakarta," kata dia.

Dia melanjutkan, kegiatan ini dirasa sangat penting mengingat saat ini pemberitaan palsu yang tidak memiliki bukti dan data pendukung dapat menyesatkan para pembaca.

Selain itu, perubahan gaya hidup yang diakibatkan adanya perkembangan teknologi menunjukan pergeseran kebiasaan manusia secara signifikan.

"Bukan hanya gaya hidupnya saja, tapi juga watak dan karakternya, akibat perubahan global yang dipengaruhi oleh tiga hal utama dari teknologi, yaitu komputerisasi, informasi, dan telekomunikasi yang menjadi penyebab lahirnya digital world," kata dia.

Ia menambahkan, tanda-tanda dunia digital dapat dilihat dari dari dunia tanpa batas atau demarkasi. Manusia kian menyendiri, dan kenyataan yang halusinatif seolah sama seperti kenyataan aktual.

"Oleh karenanya peran media penting sebagai garda yang dapat menyosialisasikan dan menciptakan harmonisasi ketiga hal tersebut," kata kakak kandung artis Olivia Zalianty tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya