8 Mobil Tertimbun Longsor di Jalur Riau - Sumbar, 4 Orang Tewas

Lokasi longsor di kilometer 17 Koto Alam, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.

oleh M Syukur diperbarui 03 Mar 2017, 21:54 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2017, 21:54 WIB
Banjir dan longsor
Banjir dan longsor menerjang Jalan Lintas Sumatera Barat-Riau, tepatnya di KM 17 Koto Alam, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumbar. (Foto: Sutopo Purwo Nugroho/BNPB)

Liputan6.com, Pekanbaru - Delapan mobil dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tertimpa longsor di Jalan Lintas Sumatera Barat-Riau, tepatnya di kilometer 17 Koto Alam, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.

"Sebanyak empat penumpang dilaporkan meninggal dunia terkena longsor," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jumat (3/3/2017) malam.

Dia menjelaskan, sejak Kamis, 2 Maret 2017 hingga Jumat malam, hujan masih berlangsung. Akibatnya terdapat 12 titik banjir yang menggenangi tujuh kecamatan di kabupaten tersebut dengan titik tertinggi 1,5 meter.

"Hujan deras membuat Sungai Maek meluap. Selain merendam rumah, banjir dan longsor juga membuat jalan yang menghubungkan Sumbar-Riau putus. Ada 13 titik longsor, paling banyak di Kecamatan Pangkalan," sebut Sutopo.

Banjir juga memaksa PLN mematikan listrik di beberapa wilayah terdampak banjir, sehingga membuat komunikasi sulit. Juga dilaporkan beberapa daerah mengalami blank spot atau tanpa sinyal telepon seluler.

"Pendataan warga terdampak banjir, terutama di Pangkalan (Kabupaten 50 Kota) belum dapat dilakukan maksimal karena banjir belum dapat ditembus. Dengan demikian jumlah korban banjir belum dapat dilaporkan," tutur Sutopo.

Hingga Jumat malam ini, Sutopo menyebut tim gabungan BPBD setempat, Brimob, TNI, Basarnas, PLN, dinas sosial, dinas kesehatan dan relawan, masih berupaya membersihkan material longsor untuk menuju Pangkalan yang terdampak banjir.

"Masih dilakukan pencarian dan evakuasi terhadap penumpang delapan mobil yang tertimpa longsor," kata Sutopo.

BPBD 50 Kota, menurut Sutopo, sudah menghubungi BPBD Kampar untuk penanganan banjir. Hanya saja usaha untuk masuk melalui Riau tidak dapat dilakukan karena terhalang longsor.

"Akibatnya, logistik dan bantuan perahu karet untuk evakuasi belum bisa masuk ke Kecamatan Pangkalan karena terhalang tiga titik longsor besar yang harus dibersihkan," kata Sutopo.

Sementara itu, BPBD Provinsi Riau mengaku kesulitan mengirimkan bantuan banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan, karena di Kabupaten Kampar (Riau) sendiri sudah banjir akibat dilepaskannya pintu air PLTA.

"Pada dasarnya kita mau membantu saudara-saudara kita. Namun seperti yang diketahui wilayah kita juga sudah banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur.

Jim mengaku sudah dihubungi BPBD Sumatera Barat terkait permintaan bantuan berupa perahu karet dan logistik. Hanya saja, keberadaan peralatan BPBD Riau terbatas.

"Sementara dua Kecamatan di Kampar saat ini sudah banjir. Selanjutnya, banjir berpotensi meluas dengan dibukanya pintu air Waduk PLTA Koto Panjang pukul 14.00 WIB tadi. Namun kalau memungkinkan nanti kita pasti bantu saudara kita di sana," ucap dia.

Dia menyatakan pula, seluruh alat berat yang sebelumnya berada di Rantau Berangin, Kampar atau perbatasan Riau-Sumatera Barat telah digeser untuk mengatasi longsor di perbatasan kedua provinsi bertetangga ini.

Kampar Siaga Banjir

Sementara itu, BPBD Kabupaten Kampar, menyatakan kondisi Kampar saat ini sedang Siaga Banjir menyusul dibukanya pintu air waduk PLTA Koto Panjang. BPBD Kampar mendirikan posko penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Bangkinang Kota.

"Sudah dibuat posko di lapangan Merdeka, Bangkinang pagi tadi. Semuanya sudah siaga di sana," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kampar, Elbatisyar.

Dia mengatakan, sebanyak lima unit perahu karet melengkapi keberadaan posko tersebut. Kemudian logistik juga telah dipindahkan dari gudang ke posko itu.

Nanti juga ada Tim SAR disiapkan di sana," ia menjelaskan.

Menurut El, pembentukan posko di Bangkinang mengingat lokasi itu berada di tengah-tengah dari 10 kecamatan yang berpotensi terdampak banjir akibat luapan air Sungai Kampar. Kecamatan tersebut di antaranya adalah Kuok, Salo, Bangkinang Kota, Bangkinang, Kampar, Rumbio Jaya, Kampar Utara, Kampar Timur, Tambang, dan Siak Hulu.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya