Polusi Warnai Prosesi Melasti di Cirebon

Prosesi melasti tidak harus di pesisir laut yang terkena polusi, tetapi umat Hindu Cirebon sudah direstui menggelar prosesi di sana.

oleh Panji Prayitno diperbarui 27 Mar 2017, 14:03 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2017, 14:03 WIB
Polusi Warnai Prosesi Melasti di Cirebon
Prosesi melasti tidak harus di pesisir laut yang terkena polusi, tetapi umat Hindu Cirebon sudah direstui menggelar prosesi di sana. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pesisir laut Cirebon, tepatnya di area Pelabuhan 1, menjadi salah satu tempat umat Hindu di Cirebon menggelar prosesi melasti jelang Hari Raya Nyepi. Sekitar 50 orang umat Hindu Cirebon berdoa bersama. Seketika suasana pelabuhan Cirebon berubah seperti di Bali.

Warga mulai berdatangan melihat prosesi upacara penyucian alam semesta itu sejak pagi. Prosesi melasti dimulai dari berjalan beriringan dengan membawa sesaji serta lainnya yang bernuansa Hindu dan Bali.

Dupa dan sesaji sebagaimana adat tradisi Bali pun sontak membuat perhatian warga sekitar dan pengunjung pagi itu. "Tak apalah tempatnya kotor tapi yang penting hati kita bisa kembali bersih dan mudah-mudahan ke depan juga hati bersih tempat juga bersih," kata Pasraman Cirebon Wayan Suardika, Minggu, 26 Maret 2017.

Pada hakekatnya, ujar Wayan, upacara Melasti bertujuan menyucikan alam semesta (buana agung). Selain itu, upacara juga berfungsi untuk menyucikan diri pribadi (buana alit) menjelang Hari Raya Nyepi.

Meski kondisi bibir pantai di Pelabuhan tak seperti di Bali, umat Hindu Cirebon tak merasa terganggu. Mereka justru fokus kepada rangkaian prosesi upacara Melasti.

"Kita pilih pelabuhan karena merupakan salah satu sumber air kehidupan meski kotor tapi masih menjadi sumber air kehidupan oleh nelayan," kata Wayan.

Melasti tahun ini, kata Suardika, bermakna agar lingkungan alam semesta dan umat manusia menjadi bersih kembali. Selain itu, rangkaian Hari Raya Nyepi tersebut digelar di Cirebon agar mempererat tali silaturahmi dan keberagaman.

"Terutama pikiran kita yang harus bersih terhindar dari hal-hal yang kotor. Mudah-mudahan ke depannya diri kita ini semakin menjadi lebih baik dan alam semesta menjadi bersih," ujar dia.

Upacara Melasti tak bisa digelar sembarang tempat, tetapi harus di tempat yang sudah memperoleh restu. Ia berharap upacara melasti itu bisa menjadi momentum membersihkan pantai dari polusi.

"Kalau tidak ada pantai, di lokasi sumber mata air pun bisa. Kondisinya kotor tidak masalah, tentunya harapan kita semakin bersih, alam lingkungan kita jauh dari kotor. Agar kita berbuat lebih baik dan postif," ucap Wayan.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Cirebon, Nengah Wiguna mengatakan, sebelum melaksanakan upacara melasti, umat Hindu menggelar pembersihan di pura. Usai kedua prosesi tersebut selesai, sambung Nengah, umat Hindu melaksanakan proses pengrupukan dan mecaru di pura.

"Dua hari setelah itu kita akan Nyepi, berarti nanti hari Selasa kita Nyepi atau sipeng. Hari Raya Nyepi itu untuk mengingatkan diri kita, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Semoga alam menjadi bersih, terciptanya kerukunan umat beragama," kata Nengah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya