Liputan6.com, Tulungagung - Puluhan warga Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur, menggeruduk Mapolres setempat. Mereka mendesak kepolisian segera menuntaskan kasus dugaan pencabulan seorang siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara SD oleh gurunya.
Kepala Desa Betak Catur Subagyo mengatakan, warga menilai kepolisian lamban menangani kasus tersebut lantaran belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus dugaan pencabulan itu.
"Kami datang ke sini untuk meminta klarifikasi kepolisian, sudah sejauh mana perkembangan penanganan kasus ini," kata Catur di Tulungagung, Rabu, 17 Mei 2017.
Warga dan kerabat korban heran karena penyidik seperti tak mampu mencari pencabul siswi kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut. Kasus itu sudah berjalan empat hari sejak dilaporkan keluarga korban pada Sabtu, 13 Mei 2017.
Korban ketakutan dan tak mau pulang ke rumah. Hingga kini, ia dirawat di RSUD Dr Iskak Tulungagung usai pencabulan itu. Meski demikian, kerabat korban meminta kepolisian tetap mencatat nama yang disebutkan oleh korban.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau ada satu nama yang diucapkan, polisi harus mencatat dan memeriksanya," ujar Sukemi, seorang kerabat korban.
KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Herry Poerwanto mengatakan, kepolisian memprioritaskan pemulihan psikologis korban sehingga pemeriksaan belum maksimal. "Korban belum bisa memberikan keterangan yang sebenarnya. Kita harus utamakan pemulihan kondisinya dulu," ujar Herry.
Meski demikian, ada empat saksi yang telah dimintai keterangan untuk pengungkapan kasus tersebut. Mereka adalah teman dan kakak asuh korban di pondok pesantren sekaligus tempat sekolahnya.
"Telah kami datangi langsung dan meminta keterangan saksi-saksi itu," tutur Herry.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang siswi madrasah di Tulungagung diduga menjadi korban pencabulan gurunya. Hasil visum dokter RSUD Dr Iskak, ada luka serius pada alat kelamin korban. Diduga, pencabulan itu lebih dari sekali dan menimbulkan trauma hebat ke korban.