Rusuh di Lapas Banyuasin, Napi Tuntut Bisa Main Ponsel

Para napi di Lapas Banyuasin awalnya mempermasalahkan pungli, belakangan tuntutannya berubah, ingin main ponsel.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2017, 16:03 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 16:03 WIB
Rusuh di Lapas Banyuasin, Napi Tuntut Bisa Main Ponsel
Ilustrasi ponsel bekas (Reuters)

Liputan6.com, Palembang - Lembaga Pemasyarakatan Narkoba Serong, Banyuasin, Sumatera Selatan, rusuh setelah aksi demo ratusan warga binaan terkait dengan maraknya pungutan liar, Kamis (6/7/2017).

Awalnya, warga binaan permasyarakatan ini melangsungkan aksinya dengan damai yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Lama kelamaan, aksi demo menjurus kasar dan berakhir dengan kerusuhan. Sebagian napi memecahkan kaca dan merusak barang-barang di lingkungan lapas.

Saat situasi tidak terkendali, pihak lapas meminta bantuan puluhan petugas TNI dan Polri. Kakanwil KemenkumHAM Sumsel Sudirman D yang dihubungi terkait dengan kejadian ini mengatakan bahwa saat ini situasi sudah terkendali dan kerusuhan berhasil dihentikan.

"Kondisi sudah kondusif. Petugas sedang berbenah saat ini mengingat banyak pecah-pecahan kaca," katanya, dilansir Antara.

Menurut Sudirman, berdasarkan penyelidikan awal, diketahui bahwa persoalan sejatinya bukan karena adanya pungutan liar. Para warga binaan mengeluhkan mengenai keberadaan tamping (warga binaan yang dikaryakan untuk mengawasi rekan-rekannya) yang telah bersikap arogan.

Sejalan dengan masalah ini, seorang petugas lapas juga berperilaku serupa. "Mereka demo karena tidak senang dengan sikap dua orang ini," kata dia.

Terkait dengan tuntutan napi agar keduanya dipindahkan, Sudirman memastikan bahwa permintaan itu akan segera dipenuhi. Namun, permintaan agar warga binaan bisa menggunakan telepon seluler (ponsel) di dalam lapas tidak dapat dipenuhi karena menyalahi aturan.

"Sebagai gantinya, kami akan menyediakan warung telekomunikasi khusus bagi warga binaan," kata dia.

Manajemen lapas di Indonesia menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir karena kerap terjadi kerusuhan dengan berbagai motif. Salah satunya karena kelebihan kapasitas.

Khusus di Sumsel, sebelumnya 17 tahanan dan narapidana Rumah Tahanan Klas I Palembang kedapatan kabur pada 25 Mei 2017.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya