Liputan6.com, Jambi - Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA sederajat di Jambi terus menuai protes. Aksi menyegel gerbang sekolah dengan cara menggembok pagar kembali terulang di SMAN 6 Kota Jambi pada Jumat siang, 14 Juli 2017.
Andi Firmansyah (48), salah seorang warga Kota Jambi mengatakan, aksi tersebut lagi-lagi dipicu proses seleksi PPDB yang dinilai tidak mengakomodasi warga yang tinggal tak jauh dari SMAN 6 Kota Jambi. Warga khawatir anaknya tidak diterima di sekolah tersebut seperti yang terjadi di SMA negeri lain di Kota Jambi.
"Kami sepakat unjuk rasa di depan sekolah. Apalagi Senin, 17 Juli 2017 besok, anak-anak harus sudah masuk sekolah," ujar Andi, Sabtu (15/7/2017) pagi.
Advertisement
Baca Juga
Atas aksi tersebut, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, sejak Jumat pagi ramai dikerumuni puluhan wali murid bersama anak-anaknya. Orangtua siswa pendaftar yang hampir seluruhnya tinggal di lingkungan sekolah meminta ada perjanjian tertulis dari pihak sekolah untuk menerima siswa yang tinggal di sekitar sekolah.
Menurut Andi, atas desakan warga tersebut, pihak sekolah dengan difasilitasi Kabid SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi, Mukti yang baru ditunjuk Gubernur Jambi, Zumi Zola akhirnya mengabulkan tuntutan warga.
"Alhamdulillah anak kami bisa diterima di SMAN 6. Semoga tahun depan tidak terulang lagi kejadian seperti ini. Kan jelas aturan zonasi sekolah," ucap Andi.
Sejak beberapa pekan terakhir aksi protes dari orangtua siswa atas proses PPDB di Jambi terjadi di sejumlah sekolah negeri di Kota Jambi.
Sebagian warga kecewa karena anaknya tidak lolos seleksi PPDB, padahal mereka bertahun-tahun tinggal tak jauh dari sekolah. Oleh warga, seleksi PPDB dinilai tidak mengakomodasi sistem zonasi sebagaimana sudah diatur dalam keputusan Menteri Pendidikan.
Aksi nekat bahkan dilakukan oleh seorang warga Kota Jambi bernama Akbar. Pada Senin pagi, 10 Juli 2017 lalu, ia nekat mendatangi kantor Disdik Provinsi Jambi dan menyegel pintu masuk kantor tersebut.
Akbar mengaku kecewa berat karena anaknya tidak lolos seleksi PPDB di SMAN 1 Kota Jambi. Padahal, rumahnya hanya berjarak tak lebih 500 meter dari sekolah tersebut.
"Kami kecewa, kami orang miskin dilarang sekolah di SMA negeri," ucap Akbar.
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, ada 44 sekolah SMA negeri di Jambi yang menggelar PPDB online. Pihak Disdik Provinsi sebelumnya menegaskan proses PPDB online sudah kelar 100 persen. Artinya, tidak akan ada penerimaan tahap kedua.
Saksikan video menarik di bawah ini: