Jadi Tuan Rumah Asian Youth Day, Yogyakarta Promosi Keberagaman

Asian Youth Day merupakan kegiatan yang menghadirkan para pemuda beragama Katolik dari seluruh Asia dan bertujuan menghidupi iman.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Agu 2017, 10:32 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 10:32 WIB
Jadi Tuan Rumah Asian Youth Day, Yogyakarta Promosi Keberagaman
Asian Youth Day merupakan kegiatan yang menghadirkan para pemuda beragama Katolik dari seluruh Asia dan bertujuan menghidupi iman. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Youth Day (AYD) ke-7. Hal ini sekaligus menunjukkan Yogyakarta sebagai contoh nyata kerukunan dan keberagaman di Indonesia.

AYD merupakan kegiatan yang menghadirkan para pemuda beragama Katolik dari seluruh Asia dan bertujuan menghidupi iman. Kegiatan yang digelar di Jogja Expo Center (JEC) pada 2-6 Agustus 2017 ini diikuti 942 peserta dari 22 negara Asia. Pada puncak acara, 6 Agustus 2017, Menteri Pariwisata dan Menteri Agama dijadwalkan akan hadir.

"Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan AYD karena tingginya toleransi di tengah keberagaman masyarakat dari seluruh Indonesia. Buktinya acara ini juga mendapat dukungan dari saudara-saudara yang berbeda keyakinan," ujar Mgr Ignatius Suharyo, ketua panitia sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dalam jumpa pers, Rabu, 2 Agustus 2017.

Kegiatan bertema Coming Together as Multicultural Asia ini ingin memperkenalkan kepada peserta kehidupan bangsa Indonesia di tengah keberagaman agama, suku, dan budaya yang mampu berjalan berdampingan serta saling menghormati.

Ia juga berencana mempertemukan para uskup besar dari 22 negara dengan tokoh-tokoh besar agama. Tujuannya tak lain untuk mempromosikan keberagaman Indonesia sebagai kekayaan besar yang bisa menjadi panutan.

Peserta AYD sudah datang ke Indonesia sejak 30 Juli. Mereka ditempatkan di rumah singgah dari umat beragama lain di 11 keuskupan di Indonesia.

Ketua Komite Awam dan Keluarga Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja ASIA (FABC) Kardinal Patrick d’Rozario mengaku tidak percaya dengan hal yang selama ini diberitakan setelah melihat sendiri kerukunan dan keberagaman di Indonesia.

"Ini menjadi contoh yang baik untuk dunia, terlebih ketika saya bertemu dengan perwakilan dari Gerakan Muda Sabang-Merauke yang menginisiasi gerakan siswa sekolah menengah menginap dan hidup bersama dengan keluarga yang berbeda agama di seluruh Indonesia," ucapnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya