Injak 'Ranjau' Limbah Batu Bara, Kaki 5 Warga Trowulan Melepuh

Para korban yang melepuh kakinya tak menyangka jika tumpukan jerami yang terinjak ternyata menyimpan 'ranjau' limbah batu bara.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 16 Agu 2017, 14:03 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 14:03 WIB
Injak 'Ranjau' Limbah Batu Bara, Kaki 5 Warga Trowulan Melepuh
Para korban yang melepuh kakinya tak menyangka jika tumpukan jerami yang terinjak ternyata menyimpan 'ranjau' limbah batu bara. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Mojokerto - Proyek pelebaran jalan pertanian di Dusun Temboro, Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menuai masalah. Sedikitnya, lima warga mengalami luka bakar serius di kedua kakinya karena terperosok timbunan limbah batu bara yang digunakan untuk material pengurukan proyek tersebut.

Dari kelima korban, tiga di antaranya merupakan bocah kelas V SD. Mereka adalah Muhamad Ifan (12) dan Riyan (12), warga Dusun Kasiyan, Desa Domas; Rifky Dian Rahmadani (12), warga Dusun Penewon, Desa Jambuwok, Kecamatan Trowulan; Wahyudi (37), warga Dusun Temboro, Desa Domas; dan Sumiarsih (42), warga Dusun Gayam, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojagung, Jombang.

Sudah dua pekan terakhir, kondisi kaki kelima korban melepuh akibat luka bakar yang dialaminya. Bahkan, sampai sekarang tidak jarang kelimanya masih mengeluh pedih dan kepanasan.

"Panas sekali, saya menjerit," kata Muhamad Ifan kepada Liputan6.com, Rabu (16/8/2017).

Ifan menceritakan, insiden tersebut terjadi saat dia dan tujuh orang temannya hendak bermain sepak bola. Tiga di antara mereka tiba-tiba terperosok ke dalam timbunan limbah yang berada di pinggiran jalan pertanian.

Ifan dan dua temannya itu sontak menjerit kepanasan. Kedua kaki mereka, dari lutut sampai telapak kaki, langsung melepuh. "Saya enggak tahu kalau di situ berbahaya, tahunya abu," ujar Ifan.

Memang, petani sekitar waktu itu usai panen raya. Sesuai kebiasaan, mereka membakar sisa jerami di pinggir jalan. Nahas, api hasil pembakaran jerami tersebut ternyata menyulut limbah batu bara kembali aktif. Hal itu tidak disadari Ifan dan kawan-kawannya.

Hal senada juga diungkapkan Wahyudi. Dia tidak mengetahui kalau limbah batu bara tersebut kembali aktif. Saat ada kegiatan kerja bakti menjelang hari kemerdekaan, dia tak sengaja menginjak "ranjau" batu bara tersebut.

Selama dua pekan, Wahyudi hanya bisa terkulai lemas di atas kamar tidurnya dan tidak bisa bekerja sebagai tukang bakso keliling. "Eggak bisa aktivitas, sehari-hari cuma pakai tongkat untuk bantuan berjalan," ucapnya.  

Sementara itu, Kepala Desa Domas Suroso membenarkan adanya proyek pelebaran jalan pertanian tersebut. Proyek tersebut sudah dikerjakan sejak 2016 lalu. Suroso menjelaskan, para petani meminta agar akses jalan yang awalnya hanya 3 meter dilebarkan menjadi 5 meter.

Pihaknya berkilah, sejauh ini tidak tahu persis soal limbah batu bara yang dibuang di pinggir jalan itu. "Sebenarnya tumpukan jerami yang terbakar bukan batu baranya," katanya.

Sementara itu, pihak kepolisian dari Sektor Trowulan mengaku belum mendapat laporan secara resmi dari korban terkait perihal itu. Namun, usai informasi itu beredar luas, polisi mengaku akan tetap mengusut tuntas kasus tersebut. Sejumlah pihak perangkat Desa Domas rencananya akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan.

"Untuk siapa yang buang, kita juga belum bisa memastikan. Nanti kita akan tindak lanjuti dan kita tingkatkan dalam proses penyelidikan siapa-siapa yang bertanggung jawab," tutur Kanit Reskrim Polsek Trowulan, Ipda Agus Hariyanto.

Saksikan video menarik di bawah ini:

[vidio:https://www.vidio.com/watch/822099-unik-balap-lari-panggul-gabah-nyonggah-ala-petani-cilacap]

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya