Wajah Baru Kampung Narkoba Setelah 10 Bulan Deklarasi

Sebelum 28 Desember 2016, Kampung Parseh merupakan sarangnya narkoba dan pintu masuknya para begal.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 15 Sep 2017, 03:01 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2017, 03:01 WIB
Wajah Kampung Bersih Narkoba di Bangkalan Usai 10 Bulan Deklarasi
Sejumlah warga bekas kampung narkoba Kabupaten Bangkalan belajar menjahit. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)hofa aldo

Liputan6.com, Bangkalan - Kapolres Bangkalan, AKBP Anissullah M Ridha menepati janjinya kepada warga Parseh. Janji itu adalah tidak akan meninggalkan mereka pasca-Parseh dideklarasikan jadi kampung bersih narkoba.

Janji itu direalisasikan dengan memberikan pelatihan menjahit kepada warga Parseh dengan bantuan dana dari BPWS. "Ini baru permulaan. Ke depan saya akan upayakan pelatihan lain, ada kursus las, otomotif dan desain grafis," kata Anis saat meninjau kursus menjahit di Desa Parseh, Rabu, 13 September 2017.

Kursus itu diikuti sekitar 20 orang, laki-laki dan perempuan. Karena belum punya balai desa, kursus dipusatkan di rumah Kepala Desa Parseh, Ilyas.

Biaya kursus, mulai dari pengadaan mesin dan peralatan lain hingga makan dan uang saku ditanggung BPWS. Mereka mendapat jatah kursus selama 243 jam atau 24 hari. BPWS mendatangkan instruktur khusus dari Balai Latihan Kerja Kabupaten Sumenep.

"Saya terharu melihat Parseh berubah. Perlahan-lahan imej kampung narkoba hilang. Walau awalnya banyak yang pesimis, bahkan kepala desa waktu itu nggak sanggup, tapi saya yakin pasti bisa dan ternyata bisa," ujar Anis.

Pada 28 Desember 2016, Polres Bangkalan mendeklarasikan tiga desa di Kecamatan Socah yaitu Parsen, Jaddih, dan Sanggra Agung sebagai kampung bersih narkoba. Sejak awal 2000-an, tiga desa itu dijuluki kampung narkoba.

Peredaran narkoba terbesar saat itu terpusat di Dusun Tapel. Tak hanya mengedarkan, para bandar dan pengecer juga menyediakan bilik nyabu. Maraknya peredaran narkoba saat itu meningkatkan tindakan kriminal lainnya di sana, yaitu begal.

Dari beberapa kali penangkapan, polisi menyimpulkan narkoba salah satu penyebab maraknya kejahatan begal. Dari beberapa tersangka yang ditangkap, mereka mengaku uang hasil begal sepeda motor sebagian buat nyabu.

Dalam deklarasi itulah, Anissullah berjanji akan mengupayakan agar warga Parseh mendapatkan berbagai pelatihan sebagai bekal agar bisa memiliki usaha sendiri sehingga tidak jualan narkoba. "Saya akan lobi-lobi perusahaan agat CSR-nya disalurkan ke Parseh. Kemarin ada satu perusahaan swasta bikin lapangan voli, agar pemuda di sini punya kegiatan yang positif," ungkap Anis.

Menurut Kepala Desa Parseh, Ilyas, kursus menjahit dan lapangan voli adalah kegiatan pertama yang diadakan lembaga pemerintah sejak Parseh dideklarasikan bersih narkoba 10 bulan lalu. "Ini bantuan pertama. Kami berharap ke depan lebih banyak program lain yang bisa menciptakan lapanga pekerjaan bagi warga," kata dia.

Mendengar ucapan Ilyas, Kapolres Anis mengingatkan Ilyas agar menagih program pemberdayaan masyarakat yang pernah dijanjikan Bupati Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad saat deklarasi. "Sambil ditagih program dari pemda, nanti saya bantu mengingatkan," kata Anis.

Zaimah (30), salah satu peserta kursus mengaku senang bisa ikut pelatihan menjahit. Bila selesai kursus nanti, dia dan teman-teman berniat bikin koperasi usaha yang bisa menerima pesanan menjahit seragam dan pakaian dalam jumlah banyak.

"Selama ini saya belajar otodidak. Setelah ikut kursus, baru tahu ternyata cara saya bikin baju salah sehingga hasilnya nggak enak dipakai," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya