40 Ribu Sapi di Zona Merah Gunung Agung Terancam Dijual Murah

Karangasem yang ditetapkan sebagai salah satu zona merah Gunung Agung merupakan kawasan peternakan sapi terbesar di Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 25 Sep 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 12:30 WIB
Gunugn Agung
Sapi-sapi di zona merah Gunung Agung terancam dijual murah. Foto: (Dewi Divianta/Liputan6.com

Liputan6.com, Karangasem - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Karangasem, IR Supandi menyatakan wilayahnya merupakan kawasan peternakan sapi terbesar di Pulau Bali. Total 127 ribu sapi terdapat di Karangasem. Dari jumlah itu, 40 ribu ternak sapi berada di zona merah Gunung Agung berdasarkan rekomendasi PVMBG.

"Populasi sapi di Karangasem ada 127 ribu totalnya. Yang berada di zona merah Gunung Agung sekitar 40 ribu," kata Supandi, Senin (25/9/2017).‎

Prioritas utama saat ini memang mengungsikan manusia. Prioritas berikutnya baru mengungsikan hewan ternak, dalam hal ini binatang sapi milik warga. Sebab, sapi bernilai ekonomis tinggi bagi masyarakat Karangasem. Sapi terbesar berada di wilayah Kecamatan Rendang dan Kecamatan Kubu.

"Selain itu, kami menjaga juga populasi sapi Bali agar tak punah," ucapnya.‎

Ia mengaku akan segera mengidentifikasi kebutuhan di pengungsian sapi. Di Banjar Lebah, Kabupaten Klungkung, sudah ada ratusan sapi milik warga pengungsi yang dititipkan.

"Saya masih cek titik lainnya. Kita belum tahu ada beberapa titik. Sembari kita juga mengidentifikasi kebutuhan di penitipan sapi. Tadi beberapa ada yang butuh pakan dan kandang agar tak kehujanan. Kami akan bantu," tutur dia.

Soal adanya tengkulak yang menawar harga sapi milik warga dengan murah di tengah situasi bencana, Supandi tak bisa berbuat banyak. "Kita tidak bisa mengatur harganya. Tapi kami mengimbau agar tengkulak atau saudagar yang mau beli, mengedepankan rasa kemanusiaan," ujarnya.

Selain mendata penitipan ternak yang belum lengkap, Supandi menyatakan ketersediaan pakan ternak di zona merah Gunung Agung juga menjadi masalah. Maka itu, Pemkab Karangasem sangat berharap bantuan pemerintah pusat.

"Persoalannya adalah pakan ternak. Kalau terlambat satu hari, maka banyak sapi dijual dengan harga tidak layak. Kementan bilang akan segera membantu dan berproses, mudah-mudahan semakin cepat anggaran dari pusat maka semakin cepat kita sediakan tempat penitipan yang layak," ujar Supandi.

Saksikan video pilihan berikut:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya