Stok Masker di Bali Habis Gara-Gara Diborong Warga

Warga berbondong-bondong memborong masker sebagai persiapan erupsi Gunung Agung.

oleh Dewi Divianta diperbarui 27 Sep 2017, 08:32 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 08:32 WIB
Pengungsi Gunung Agung
Anak-anak pengungsi dari wilayah zona merah Gunung Agung yang berada di posko pengungsian GOR Suwecapura, Klungkung, Bali. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, telah memasuki level Awas. Dalam situasi itu, warga Bali mulai mempersiapkan diri menghadapi letusan gunung terbesar di Bali itu.

Warga berbondong-bondong memborong masker yang dilengkapi dengan filter udara untuk mencegah terhirupnya debu vulkanik. Selain itu, warga juga berburu kacamata las dan kacamata renang. Namun, pusat perbelanjaan yang menyediakan alat-alat tersebut stoknya banyak yang sudah habis.

Gung Yoga warga yang tinggal di Gianyar, Bali, mengaku kebingungan mencari masker yang dilengkapi dengan filter tersebut. Ia sudah bolak-balik masuk toko yang menjual alat itu, tetapi tetap tidak berhasil.

"Dari cerita orangtua saya yang menjadi saksi letusan Gunung Agung pada tahun 1963, abunya sampai membuat Bali tak terlihat. Apalagi saya memiliki anak kecil. Kasihan kalau debu vulkaniknya terhirup mereka," ucap dia.

Sementara itu, salah satu karyawan di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Gianyar yang menyediakan kebutuhan rumah tangga menjelaskan, sejak satu pekan terakhir warga banyak mencari masker dan kacamata renang.

"Selama satu minggu ini banyak warga yang mencari masker dan kacamata renang. Ini terjadi sejak Gunung Agung berstatus Awas," ujar Ngurah Agung.

Begitu pula di toko perlengkapan rumah tangga lain yang berada di Denpasar. Masker sudah diborong warga untuk persiapan menghadapi letusan Gunung Agung. "Sudah habis, tadi ada yang borong banyak," ungkapnya.

Sebagai informasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus merekam aktivitas Gunung Agung di Bali, yang terus meninggi. Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan, hingga kini aktivitas gunung api dengan ketinggian 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu belum menunjukkan tanda-tanda penurunan aktivitas.

"Aktivitas Gunung Agung masih tinggi. Gempa-gempa vulkanik masih terus terjadi," ucap Kasbani di Klungkung, Bali, Selasa, 26 September 2017.

Menurut dia, aktivitas gempa tersebut menunjukkan aktivitas magma di perut gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, tersebut. "Gempa itu menunjukkan aktivitas magma Gunung Agung," ujar dia.

Dalam waktu 18 jam terakhir, Kasbani memaparkan, terjadi 456 gempa vulkanik. Sementara untuk gempa tektonik lokal sebanyak 20 kali.

"Sore tadi pukul 16.27 Wita, terjadi gempa tektonik lokal yang cukup besar 4,2 skala Richter. Di pos pengamatan gunung api di sini gempa itu sekitar 3-4 MMI," tutur Kasbani.

Sementara untuk posisi kantung magma masih di posisi seperti sebelumnya. Kendati begitu, menurut Kasbani, belum dapat dipastikan kapan Gunung Agung akan meletus.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya