Liputan6.com, Pekanbaru - Tamu tak diundang di kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau pada Minggu siang, 15 Oktober 2017, ternyata sedang berhalusinasi saat mengamuk. Akibat perbuatannya, ia ditahan di kantor BNN di Jalan Pepaya, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, untuk diperiksa.
Sebelumnya, petugas melaksanakan tes urine pada pria 33 tahun itu. Hasil tes menunjukkan jika pria berinisial AK tersebut mengonsumsi sabu, ekstasi, dan daun ganja. Kecanduan tingkat tinggi pada narkoba menyebabkan ia mengalami halusinasi
Menurut Kepala Bidang Pemberantasan BNN Riau AKP Haldun, AK disebut adiknya yang juga turut diperiksa sering lepas kendali. Perangainya usai mengonsumsi narkoba sering tak terarah.
Advertisement
"Kata adiknya, dua bulan ini pemikiran AK sering tidak terarah," kata Haldun di Pekanbaru, Senin siang, 16 Oktober 2017.
Baca Juga
Akibat ketergantungannya itu, BNN berencana membawa AK ke Jakarta untuk direhabilitasi. Namun, belum diketahui kapan pria pembuat onar di kantor BNN itu akan dibawa ke sana.
Dengan ketergantungan ini, BNN berkesimpulan AK bertindak tanpa dipengaruhi atau disuruh orang lain. Dia kini harus menjalani penyembuhan di BNN usai betis kanannya ditembak ketika mengamuk dan berusaha menyerang petugas.
"Sebelumnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mengeluarkan proyektil peluru di betisnya," kata Haldun.
Berdasarkan riwayat hidup yang dikumpulkan BNN, AK ternyata sudah dua kali menjalani rehabilitasi kecanduan narkoba di Jakarta. Masa pemulihan itu tidak dilakukan di instansi milik negara.
"Rehabilitasi dilakukan di pesantren," ujar Haldun.
Sebelumnya, AK mengamuk di Kantor BNN dengan cara menendang meja dan kaca jendela di lobi. Dia memaksa ingin bertemu dengan Kepala BNN, tapi tidak disebutkan apa niatnya kala itu.
AK datang memakai Toyota Avanza ditemani adiknya. Sang adik hanya di dalam mobil, sementara abangnya itu mengamuk dan mengajak sekuriti berkelahi. Pihak keamanan terpaksa menghubungi anggota BNN yang sedang berlibur.
Kedatangan anggota BNN tak membuatnya bergeming. Dia malah mengejar petugas dan merogoh bagian pinggangnya seolah ingin ‎mengambil senjata. Tiga kali tembakan peringatan ke udara tak membuatnya takut dan masih beringas.
"Dikhawatirkan membahayakan petugas, dia terpaksa ditembak di bagian betisnya," kata Haldun.
Saksikan video pilihan berikut ini: