Retakan Tanah Sepanjang 100 Meter Hantui Puluhan Warga Cilacap

Area gerakan tanah bergerak amat luas, mencapai 15 hektare yang meliputi area permukiman dan perkebunan penduduk.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 18 Nov 2017, 09:02 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2017, 09:02 WIB
24 Rumah ambruk dan rusak berat akibat gerakan tanah di Dusun Jatiluhur Kecamatan Majenang, Cilacap, yang terjadi terus menerus sejak akhir 2016 hingga 2017 ini. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
24 Rumah ambruk dan rusak berat akibat gerakan tanah di Dusun Jatiluhur Kecamatan Majenang, Cilacap, yang terjadi terus menerus sejak akhir 2016 hingga 2017 ini. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Hujan deras yang terjadi sejak awal pekan kedua November 2017 menyebabkan sejumlah daerah di Cilacap, Jawa Tengah, dilanda bencana tanah longsor. Terakhir, dua rumah ambruk dan tujuh lainnya rusak diterjang material longsoran pada Kamis malam, 16 November 2017.

Dua rumah ambruk tersebut merupakan milik Sutirah (50) dan Tarwono (55) warga RT 01/09 Dusun Banjarwaru, Desa Sindangbarang, Kecamatan Karangpucung. Kedua rumah itu ambruk setelah tertimpa tebing setinggi 5 meter yang longsor.

Meski begitu, lima penghuni kedua rumah itu selamat. Namun, pemilik rumah diperkirakan rugi puluhan juta rupiah. Mereka juga harus mengungsi ke tempat saudara lantaran rumah tak lagi bisa ditempati.

 

Mulai Jumat pagi, 17 November 2017,  warga setempat, relawan, TNI dan dan Polri mengevakuasi barang yang masih bisa diselamatkan. Selain itu, mereka juga membersihkan material longsoran agar tak menimbun bagian rumah yang mungkin masih bisa dimanfaatkan.

“Petugas dan warga hari ini bersihkan puing-puing rumah yang ambruk. Sementara korban sudah mengungsi," ucap Petugas Pusat Pengendali Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Budiyono, Jumat, 17 November 2017.

Tak hanya merobohkan rumah, di waktu yang bersamaan, tiga rumah lain di desa yang sama terancam, yakni milik Tarmono di RT 1/RW 2, Sukamto di RT 1/RW 1, serta Wasimin di RT 1/RW 4 Desa Sindangbarang.

Di wilayah lain Cilacap, bencana tanah longsor juga melanda Desa Panulisan Timur, Kecamatan Dayeuhluhur. Di Dusun Neglasari RT 03/07 Desa Panulisan Timur, longsor terjadi di dua titik.

Pada titik pertama, longsor tebing setinggi 8 meter sempat menimbun badan jalan desa dengan ketebalan 1,5 meter. Akibatnya, akses jalan sempat tertutup total. Di titik lainnya, longsor tebing di wilayah dusun itu menyebabkan dinding rumah milik Turmono jebol.

Gerakan Tanah Seluas 15 Hektare

Retakan sepanjang 100 meter mengancam 21 rumah di Dusun Cirungkun Desa Panulisan Timur. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Retakan sepanjang 100 meter mengancam 21 rumah di Dusun Cirungkun Desa Panulisan Timur. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Di waktu bersamaan, gerakan tanah juga terjadi di dusun Cirungkun Desa Panulisan Timur. Area retakan tanah amat luas, mencapai 15 hektar, yang meliputi area permukiman dan perkebunan penduduk. Panjang retakan tanah pada mahkota longsor 100 meter dengan lebar rekahan 3 hingga 7 sentimeter.

Dalam kejadian ini, satu rumah rusak berat lantaran terkena rekahan tanah. Rumah milik keluarga Ujang Tarsam di RT 01/04 itu akhirnya dibongkar agar tak membahayakan penghuni maupun warga yang melintas. Pembongkaran juga dilakukan untuk menyelamatkan material bangunan yang kelak bisa dimanfaatkan lagi.

Bahaya tak berhenti di situ, retakan juga mengancam sebanyak 21 rumah di RT 1/RW 4, RT 2/RW 5, dan RT 3/RW 5. Warga dan relawan pun mulai memasang pancang penguat untuk menahan agar tanah tak longsor dan menimpa rumah warga.

"Warga yang rumahnya terdampak atau terancam dimohon meningkatkan kewaspadaan dan mengadakan kerja bakti untuk menutup retakan,” kata Budi.

Dia juga mengimbau warga di area terancam segera mengungsi jika turun hujan lebat di kawasan ini. Dikhawatirkan, hujan menyebabkan longsor lebih besar dan membahayakan jiwa penghuni puluhan rumah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya