Film Karya Mahasiswa Perbatasan NTT Raih Penghargaan dari Jokowi

Sekitar 30 mahasiswa terlibat dalam pembuatan film yang baru-baru ini meraih penghargaan dari Presiden Joko Widodo.

oleh Ola Keda diperbarui 20 Nov 2017, 10:04 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 10:04 WIB
Film Karya Mahasiswa Perbatasan Raih Penghargaan dari Jokowi
Sekitar 30 mahasiswa terlibat dalam pembuatan film yang baru-baru ini meraih penghargaan dari Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Film pendek karya mahasiswa Universitas Timor (Unimor), Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan judul "Unu : Realita di Perbatasan" mengharumkan nama NTT di kancah nasional.

Film ini berhasil meraih penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, setelah ditetapkan sebagai Juara 1 Festival Video Edukasi (FVE) di Gedung A Kantor Kemendikbud Senayan, Jakarta, Kamis, 16 November 2017.

Film karya putra-putri Bi’inmafo, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) itu, sebelumnya juga sudah meraih penghargaan tingkat nasional, yakni Juara 1 Festival Film Mahasiswa Indonesia 2017.

Eksekutif Produser, Hermina Manlea mengaku tidak menyangka film pendek berdurasi sekitar 14 menit itu akan meraih penghargaan di tingkat nasional.

"Karena film ini awalnya dibuat untuk mengikuti ajang festival film mahasiswa indonesia (FFMI) 2017," ujar perempuan yang juga menjadi dosen muda Unimor kepada Liputan6.com, Minggu, 19 November 2017.

Menurut Hermina, film yang mengangkat tema realita nasionalisme di daerah perbatasan itu merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, Universitas Timor (Unimor) selalu bersentuhan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan di daerah perbatasan.

Unimor terletak di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), tak jauh dari Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Film itu melibatkan 30 orang mahasiswa dengan waktu produksi sekitar sebulan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Harapan Mahasiswa

De Colores Indonesia dan Timor Leste
Citizen6, NTT: Para anggota De Colores ketika memasuki wilayah pintu perbatasan RI - Timor Leste. (Pengirim: Fransiskus Pongky Seran)

Hermina mengaku kesuksesan film UNU berkat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Rektor Unimor, Studio Foto Milyard Colour, RD. Adi Ampolo di Atambua, Bruder Niko Seran, SVD, TNI di perbatasan dan juga dari masyarakat sekitar tempat pengambilan gambar, yakni keluarga Apri Maubanu.

"Pada intinya, saya mewakili semua yang terlibat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang sudah mendukung kami," ungkap Hermina.

Produser, sutradara dan komposer musik film UNU, Primus Bere Boe mengatakan, pihak Universitas Timor harus mulai menyadari bahwa mahasiswa di perbatasan memiliki talenta yang tidak kalah bersaing dengan mahasiswa di daerah lain. Maka itu, perlu didukung secara maksimal.

"Kami berharap pihak Universitas menyikapi keberhasilan ini dengan pengadaan alat-alat pendukung, dalam bidang seni musik dan film, seperti alat musik, komputer dan beberapa kamera," kata Primus.

Primus secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah (Kemendikbud), para Dewan Juri Festival Video Edukasi (FVE) 2017 dan seluruh panitia terkait yang telah menetapkan film Unu sebagai juara dalam FEV.

"Semoga dengan adanya prestasi ini, pemerintah semakin memperhatikan fasilitas pendidikan di daerah perbatasan," kata Primus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya