Surutnya Danau Tiban yang Sempat Gegerkan Warga Gunungkidul

Danau tiban alias danau yang tiba-tiba muncul di Gunungkidul kembali surut dalam waktu tiga hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Des 2017, 11:33 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 11:33 WIB
Danau Tiban
Danau yang tiba-tiba muncul usai banjir melanda wilayah Gunungkidul. Foto: (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gunungkidul - Pekan lalu, warga Gunungkidul sempat geger dengan kemunculan danau tiban (danau yang tiba-tiba muncul) di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Air berwarna hijau kebiruan itu tiba-tiba menggenangi areal hutan dan lahan seluas tiga hektare dengan kedalaman mencapai 30 meter.

"Air meluap karena hujan deras pada Selasa, 28 November dan mencapai puncaknya pada Kamis, 30 November," ujar Diarto, Kepala Dusun Wediwutah, Selasa (5/12/2017).

Akan tetapi, keberadaan danau tiban itu tidak berlangsung lama. Dua hari berselang, air berangsur surut. Kondisi lahan kembali seperti semula dalam kurun waktu tiga hari. Sejak Senin, 4 Desember 2017, kondisi lahan sudah kembali kering.

Danau yang tiba-tiba muncul usai banjir melanda wilayah Gunungkidul. Foto: (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Ia menuturkan, fenomena ini baru pertama kali terjadi. Biasanya, luapan air berwarna cokelat, tetapi kali ini seperti mata air baru yang jernih menyerupai air danau.

Dugaan sementara, air danau tiban berasal dari sumber mata air Bribin atau Sungai Ngreneng. Dulu, sumber air itu kerap digunakan warga untuk mencuci dan memasak.

"Namun, kini banyak warga sudah beralih ke air dari PDAM," ujarnya. 

 

 

 

Berasal dari Mata Air 7 Sungai

Danau Tiban
Danau yang tiba-tiba muncul usai banjir melanda wilayah Gunungkidul. Foto: (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Kadus Wediwutah itu menduga kemunculan danau tiban disebabkan luapan dari tujuh sungai bawah tanah yang menuju ke laut. Pertemuan air tujuh sungai ini membuat air meluap ke atas dan membentuk danau tiban.

Diarto bersyukur air sudah surut. Pasalnya, warga sempat khawatir jika terjadi hujan deras lagi, debit air di danau bisa bertambah dan danau tiban meluas. Sehingga, rumah warga pun bisa ikut tergenang.

Jarak danau tiban dengan permukiman warga hanya sekitar 20 meter. Warga Dusun Jragung yang pertama kali terdampak. Apabila air terus meluap, Dusun Wediwutah pun bisa ikut tenggelam. Dusun Jragung dihuni sekitar 290 KK dan Wediwutah didiami 300-an KK.

"Kalau benar meluap bisa 80 persen dari wilayah dua dusun itu yang terdampak," ucap Diarto.

Seiring dengan surutnya danau tiban, warga kembali beraktivitas seperti sedia kala. Kawasan itu tidak lagi ramai dikunjungi oleh orang yang ingin melihat secara langsung kemunculan sumber mata air baru. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya