Liputan6.com, Yogyakarta Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) sebagai bagian dari pelayanan digital e-government, Senin (18/12/2017). E-government ini baru pertama kali dilakukan di lingkup kanwil kemenag se-Indonesia.
"Menulis data nikah biasanya membutuhkan waktu 30 menit tetapi dengan Simkah cukup mengetik Nomor Induk Kependudukan (NIK) saja dan data sudah keluar otomatis tanpa perlu setiap kolom diisi satu per satu," ujar Muhammad Luthfi Hamid, Kepala Kanwil Kemenag DIY dalam Gebyar Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag DIY di GOR UNY.
Data itu juga secara otomatis tersimpan dalam dokumen yang terhubung dengan dinas kependudukan, KUA, dan desa.
Advertisement
Baca Juga
Ia bercerita selama ini 70 persen pekerjaan pendataan nikah diampu oleh bidang kesejahteraan rakyat di desa masing-masing. Pelayanan yang diberikan pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena keterbatasan sumber daya manusia dan banyaknya masyarakat yang mengakses layanan.
"Lewat pelayanan berbasis digital, semua jadi lebih cepat," ucapnya.Selain pelayanan daftar nikah, e-government juga mencakup sistem pengendalian pemerintah, e-audit, e-kinerja kemenag DIY, dan sebagainya.
Â
Â
10 Balai Nikah dan Manasik Haji di DIY
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin meluncurkan secara langsung program e-government Kanwil Kemenag DIY. Pada kesempatan yang sama juga diresmikan 10 gedung balai nikah dan manasik haji KUA kecamatan DIY, meliputi KUA Umbulharjo, Keraton, Turi, Pakem, Prambanan, Depok, Kretek, Dlingo, Lendah, dan Sentolo.
"Ini patut disyukuri karena bisa meningkatkan kualitas pelayanan untuk seluruh umat beragama di DIY," kata Lukman.
Keberadaan balai nikah untuk memberi edukasi kepada calon pasangan suami istri terkait wawasan dalam berjumlah tangga. Harapannya, dapat menekan angka perceraian dan membuat pernikahan kembali dipandang sakral.Ia juga berpendapat acara Gebyar Kerukunan Umat Beragama sebagai upaya untuk menangkap esensi dan subtansi agama serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tujuan beragama adalah melindungi dan menjaga harkat dan martabat manusia, bukan meniadakan kemanusiaan.
Â
Â
Advertisement
Penyaluran KIP
Sebanyak 14.780 siswa madrasah dari tingkat dasar sampai atas di DIY menerima Kartu Indonesia Pintar dalam acara Gebyar Kerukunan Umat Beragama. Mereka terdiri dari 5.327 pelajar Madrasah Ibtidaiyah, 7.020 pelajar Madrasah Tsanawiyah, dan 2.433 pelajar Madrasah Aliyah.
"Dengan penyaluran di Yogyakarta ini, BNI terus menunjukkan komitmen yang berkesinambungan dalam mensukseskan pelaksanaan dan penyaluran Program Pemerintah, dalam hal ini Program Indonesia Pintar dari Kementerian Agama RI," ujar Arif Suwasono, Pemimpin BNI Kantor Wilayah Yogyakarta.Penyaluran PIP Kementerian Agama di Yogyakarta dilakukan secara simbolis kepada enam orang penerima dana bantuan PIP sekaligus Kartu Indonesia Pintar (KIP), yaitu Lukluul Mamluah (MIN 2 Sleman), Ashabual Kahfi (MIN 1 Yogyakarta), Abdollah Fajar Prastowo (MTsN 4 Gunung Kidul), Amelia Dewi Ambarwato (MTs Muh Karangkajen), Fadillah Rahma Febri (MAN2 Kulonprogo), dan Ahmad Nur Aziz (MA Sunan Pandanaran).
Â
Saksikan video pilihan berikut ini: