Liputan6.com, Garut - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Edi Sukmoro menyatakan, seluruh rute perjalanan Kereta Api (KA) jalur selatan Jawa aman digunakan saat musim liburan tahun baru tiba.
"Kami pastikan bahwa ini (longsor) langsung perbaikan agar perjalanan nanti sampai tahun baru tidak akan terganggu," ujarnya saat meninjau langsung lokasi bekas tanah longsor di wilayah Warung Bandrek, Garut, Jawa Barat, Rabu (27/12/2017) petang.
Edi menuturkan, jalur selatan Jawa memang terbilang rawan longsor. Terakhir, tanah longsor terjadi di KM 227 yang sempat menghambat perjalanan kereta api beberapa waktu yang lalu.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian, longsor berturut-turut terjadi di KM 321, 231, 232, dan 234. Berkat kesiapan petugas di lapangan, seluruh bekas longsor telah diperbaiki.
"Saya pastikan semuanya sudah ditangani dan aman saat tahun baru tiba," kata dia.
Meskipun sudah ditangani, ia berjanji terus memantau dan mengawasi seluruh jalur kereta di bagian selatan Jawa ini. Salah satunya dengan menyiagakan juru penilik jalan untuk memantau wilayah rawan bencana.
"Memang mereka harus siap," kata dia.
Dalam sidak sekaligus pantauan ke beberapa stasiun di wilayah jalur selatan, Eko meninjau langsung beberapa titik perbaikan jalur di sejumlah bekas longsor beberapa waktu lalu. Terlihat belasan pekerja tengah bekerja meskipun hujan ringan membasahi mereka.
Â
49 Titik Bencana Jalur Selatan
Sebelumnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) berhasil mendeteksi, puluhan titik rawan bencana alam baik longsor atau banjir di sepanjang jalur Daerah Operasi (Daop) II Jawa Barat.
"Kami mengidentifikasi ada 49 titik rawan bencana di sini dan tersebar di wilayah Daop II," ujar Manajer Humas Daop II PT KAI Joni Martinus, Sabtu, 25 November 2017.
Menurutnya, pendeteksian daerah rawan bencana penting untuk mengetahui ancaman bahaya bagi perjalanan, ancaman itu ujar dia, tidak hanya ada di wilayah Kabupaten Garut, namun hasil pendataan di lapangan, tersebar di sepanjang wilayah Daop II PT KAI.
"Tidak hanya di wilayah Bumi Waluya dan Cipeundeuy, tapi ada juga di daerah Plered. Kemudian ada juga di wilayah Padalarang, semuanya sudah kita antisipasi," paparnya.
Jalur Daop II, ujar dia, memiliki panjang lintasan 386,5 kilometer yang terbentang dengan batas Cikampek di bagian barat, Kota Banjar di timur, serta Cianjur di bagian selatan. Sedangkan, titik utama berada di Bandung.
Untuk meminimalkan dampak terjadinya bahaya bencana alam, ada beberapa hal yang akan segera dilakukan PT KAI di lapangan. Pertama, pembentukan posko penjaga daerah rawan. Petugas posko ini akan berjaga secara bergantian selama 24 jam.
"Mereka dibekali alat keselamatan dan alat komunikasi," ujarnya.
Kedua, menyiagakan alat berat di beberapa titik yang rawan terjadinya bencana, sehingga saat terjadinya bencana dengan mudah bisa segera melakukan tindakan, agar tidak mengganggu aktifitas perjalanan kereta.
"Kemudian yang lain adalah menempatkan AMUS (alat materi untuk siaga), termasuk menyiagakan flying gank, satu regu yang bergerak cepat ketika terjadi bencana alam," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement