Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Garut, Jawa Barat segera menggelar imunisasi massal guna pencegahan penyakit difteri. Imunisasi massal dilaksanakan mulai Sabtu (20/1/2018).
Waki Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, imunisasi difteri akan dilakukan secara bertahap kepada 1 juta warga Garut. Dengan rentang ysia 1 hingga 19 tahun.
"Jadi obat-obatannya dari pusat sedang pemda bantu biaya operasionalnya," kata dia, Jumat, 19 Januari 2018.
Advertisement
Sedangkan dalam pelaksanaannya melibatkan lintas sektoral berbagai dinas. Untuk tahap pertama, lembaganya telah mengintruksikan Dinas Pendidikan Garut untuk menyiapkan pelajar SD hingga SMA agar segera divaksin massal.
Baca Juga
"Vaksin ini kan untuk pencegahan, sedang serum untuk mengobatsi yang sudah tertular," ujarnya.
Dengan melihat besarnya peserta vaksin massal difteri, lembaganya wajib menyediakan anggaran hingga Rp 40 miliar untuk melaksanakan kegiatan itu.
"Biaya satu orang vaksi itu Rp 40 ribu kalikan saja 1 juta, ya sekitar Rp 40 miliar," ujar dia.
Hingga akhir tahun lalu jumlah warga Garut yang dirawat karena difteri sebanyak 19 orang, dengan lima orang diantaranya meninggal dunia, sedangkan data yang terjangkit difteri mencapai 35 orang.
"Data terbaru hingga Januari ini tidak ada lagi yang terkena difteri," kata dia.
Garut Siapkan 10 Serum Difteri dari India
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat telah menyiapkan 10 serum difteri dari India yang akan digunakan untuk mencegah meluasnya wabah penyakit mematikan itu saat ini.
Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman mengatakan, wabah difteri yang menyerang warga Garut selama 2017 lalu cukup meresahkan. Sedikitnya lima warga Garut meninggal dunia dari 20 kasus yang ditemukan di 29 kecamatan berbeda. "Memang harus segera ada tindak lanjut," kata dia, Senin (6/1/2018).
Dalam penanganannya, para penderita difeteri perlu diberikan serum terlebih dahulu hingga akhirnya, pasien diberikan vaksin lanjutkan. "Masalahnya harga satu serum itu mahal 2,5 juta per satu," kata dia.
Untuk mencegah meluasnya wabah difteri, lembaganya telah menyediakan hingga 10 serum difteri yang diperoleh melalui impor dari negara India. "Memang yang persediannya ada dari India, kita butuh lebih untuk jaga-jaga," kata dia.
Menurut Helmi, sejak mencuatnya kematian warga Garut akibat difteri, lembaganya sudah menghubungi pemerintah pusat untuk segera melakukan vaksinasi massal. "Dijadwalkan pertengahan Januari ini ada sudah ada vaksin," kata dia.
Total sekitar satu juta vaksin sudah disiapkan pemerintah pusat, bagi warga Garut mulai pertengah Januari ini. "Jangka pendek targetnya anak-anak dulu, kedua warga yang lahir di bawah tahun 1975 kan saat itu belum ada vaksin difteri," ungkap dia.
Advertisement
Status KLB Difteri Garut Belum Dicabut
Sejak akhir tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) bagi wabah difteri. bahkan akibat wabah itu, hingga kini status tersebut belum dicabut.
"Statusnya penyakit Diteri sudah masuk kategori KLB, setelah Jawa Barat dinyatakan kategori KLB," ujar Helmi.
Penyebaran penyakit difteri cukup mengkhawatirkan. Sepanjang 2017 total lima warga Garut meninggal dunia, dengan total 20 kasus yang tersebar di 29 kecamatan yang terdampak difteri.
Rinciannya sebanyak 14 kecamatan positif difteri, 15 kecamatan lainnya suspect difteri. Sedangkan usia rentan difteri mulai 0 sampai 66 tahun. "Garut yang tertinggi di Jawa Barat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Garut Teni Swara Rivai menambahkan.
Untuk itu lembaganya terus berupaya melakukan pencegahan, agar penyebaran penyakit itu tidak meluas. "Kami sudah meminta Pemerintah Pusat, untuk mengadakan pemberian vaksin secara masal," ucapnya.
Selain itu, ia terus mensosialisasikan gaya hidup sehat, sehingga penyebaran difteri bisa ditanggulangi sejak dini.
"Kami juga menghimbau pada seluruh Puskesmas untuk segera mengadakan vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: