Selain Buaya Berkalung Ban, Ada 100 Buaya Lain di Teluk Palu

Upaya menyelamatkan buaya berkalung ban oleh Panji Si Petualang menguak fakta mengejutkan soal keberadaan reptil itu di Teluk Palu.

oleh Apriawan diperbarui 28 Jan 2018, 01:05 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2018, 01:05 WIB
Kisah Nahas Buaya Berkalung Ban yang Sering Hebohkan Warga Palu
Foto yang diambil pada tanggal 20 September 2016 ini menunjukkan seekor buaya terlilit ban di sekitar lehernya di sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah. Pada Desember lalu, kondisi ban tampak sempit karena tubuh buaya yang kian membesar. (AFP Photo/Arfa)

Liputan6.com, Palu – Setelah heboh dengan buaya berkalung ban, masyarakat Palu kini dihebohkan dengan terungkapnya fakta mengenai keberadaan reptil tersebut. Hal itu diketahui oleh Panji dan timnya setelah terjun dalam upaya pencarian buaya berkalung ban.

Panji menyebutkan ada ratusan buaya yang berhabitat di sungai dan Teluk Palu.

"Jumlah buaya di Teluk Palu, dalam pengamatan saya dan tim lakukan ada lebih dari 100 ekor buaya di Sungai Palu saat ini, mulai dari terkecil 1m hingga terbesar kurang lebih 7m," tulis Panji di akun Instagramnya @Panjipetualang_real, Jumat, 26 Januari 2018.

Ia menilai keberadaan ratusan buaya itu bisa menjadi bom waktu bila tidak mendapat perhatian khusus. Menurutnya, populasi buaya yang akan terus bertambah itu nantinya tidak akan sebanding dengan jumlah makanan yang tersedia.

Jika itu terjadi, manusia bisa saja menjadi mangsa buaya. Unggahan itu langsung banjir komentar warga, terutama masyarakat Kota Palu yang berharap agar pemerintah bisa segera mengantisipasi hal ini.

Sementara itu, pihak BKSDA Sulteng mengungkapkan bahwa data BKSDA terdapat 21 ekor buaya dewasa. "Itu didapatkan saat melakukan identifikasi di lapangan, itupun hanya yang berukuran besar," kata Haruna.

Haruna juga mengundang masyarakat, terutama kalangan pengusaha, untuk membuat suatu penangkaran buaya di Kota Palu.

"Kalau ada misalnya yang tertarik kami sangat mendukung langkah ini. Sebetulnya ini peluang usaha, dengan buaya yang banyak beraktivitas di sungai Palu," ucap Haruna.

Pada Jumat, 26 Januari 2018, Panji beserta tim maupun pihak BKSDA Sulteng berkolaborasi untuk menangkap aktor utama si buaya berkalung ban. "Kami bersama Panji sudah memasang perangkap, namun lagi-lagi belum berjodoh," kata Haruna.

 

 

Sayembara Buaya Berkalung Ban

Bom Waktu Buaya di Teluk Palu
Upaya menyelamatkan buaya berkalung ban oleh Panji Si Petualang menguak fakta mengejutkan soal keberadaan reptil itu di Teluk Palu. (Liputan6.com/Apriawan)

Upaya Penyelamatan buaya berkalung ban di muara Sungai Palu terus dilakukan. Segala cara mulai dari ritual adat pemanggilan buaya hingga mengundang pawang hewan buas Panji Sang Petualang sudah dilakukan, tetapi masih belum berhasil.

Hal itulah yang menyebabkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah membuat sayembara bagi masyarakat yang bisa melepas jeratan ban yang ada di leher sang karnivora.

"Kami sudah menyiapkan imbalan khusus, bagi warga yang berhasil menangkap Buaya yang berkalung ban itu," kata Haruna selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Pangi BKSDA Sulteng kepada Liputan6.com.

Haruna mengaku hadiah disiapkan untuk menarik minat warga yang berhasil menolong buaya malang itu. Menurutnya, perkembangan buaya di sungai Palu bisa menjadi bom waktu, sama halnya dengan pertumbuhan penduduk di Kota Palu.

Ia juga mengatakan, BKSDA sejauh ini sudah mengimbau agar masyarakat tidak banyak beraktivitas di seputar sungai yang merupakan habitat hewan yang memiliki nama Latin Crocodylus Porosus itu.

"Kalau soal penangkaran, kita BKSDA tidak bisa mengadakan itu. Tapi kalau ada warga yang ingin membuat penangkaran, silakan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya