Mengenang Syahidnya Teuku Umar 119 Tahun Silam

Teuku Umar gugur di Suak Ujong Kalak, Meulaboh, Aceh, pada 11 Februari 1899. Perjuangannya dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nyak Dien.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2018, 04:04 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2018, 04:04 WIB
Mengenang Syahidnya Teuku Umar 119 Tahun Silam
Teuku Umar (duduk di tengah) gugur di Suak Ujong Kalak, Meulaboh, Aceh, pada 11 Februari 1899. Perjuangannya dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nyak Dien. (dok. collectie troppenmuseum/wikipedia.id/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Meulaboh - Para seniman dan sejarawan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, memajang foto-foto sejarah perjuangan pahlawan nasional berdarah Tanah Rencong dalam rangka memperingati haul atau syahidnya Teuku Umar ke-119 tahun.

Representatif pameran foto Teuku Umar, Mustafa menuturkan, puluhan foto dan lukisan Teuku Umar bersama keluarga dan para pejuang di Aceh sebagian besar dibeli dari Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda.

"Sebagian foto-foto perjuangan Teuku Umar ini memang dibeli dari Tropenmuseum Belanda. Memang banyak sejarah Aceh tersimpan di sana, bukan hanya Aceh, bahkan sejarah bangsa kita juga lebih banyakan disimpan di museum Belanda," kata Mustafa di Meulaboh, Senin, 5 Februari 2018, dilansir Antara.

Teuku Umar adalah pahlawan nasional asal Aceh yang mengusir penjajah Belanda dengan taktik perangnya berpura-pura menyerah dan bersekutu. Dia meninggal setelah ditembak oleh tentara Belanda pada 11 Februari 1899 di Suak Ujong Kalak, Meulaboh.

Selain memajang foto dan lukisan, panitia juga merilis cerita pendek sejarah keluarga serta para pejuang bersama Teuku Umar saat melawan penjajah dari Belanda sebagai bahan edukasi kepada masyarakat yang berkunjung.

Lokasi pameran foto dan lukisan tersebut diadakan di Kantor PKK Aceh Barat, dekat dengan pendopo lama Bupati Aceh Barat. Di tempat yang sama juga diadakan kegiatan perlombaan pembacaan puisi sejarah syahidnya Teuku Umar.

Ketua pelaksana pameran foto, HT Ahmad Dadek menambahkan, kegiatan pameran foto dan lukisan serta aneka perlombaan tersebut sudah menjadi agenda tahunan pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB).

"Kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan. Kita berharap generasi Aceh Barat dan bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah, bagaimana perjuangan pahlawan berdarah Aceh ini mengusir penjajah Belanda waktu itu," sebutnya.

 

 

Kopiah Teuku Umar

Teuku Umar dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 1973. Bukti peninggalan sejarah suami Cut Nyak Dien itu kini menjadi salah satu monumen sejarah dan menjadi ikon wisata daerah.

Salah satunya topi yang digunakan saat itu bernama "Kupiah" (kopiah) di lokasi Suak Ujong Kalak, yakni tempat Teuku Umar terkena peluru tembakan Belanda.

Panitia telah menyusun agenda kegiatan memperingati haul ke-119 Teuku Umar pada 11 Februari 2018 yakni, malam renungan, pelepasan napak tilas, pengajian, dan doa bersama di kompleks makam Teuku Umar di Mugo Rayek, Kecamatan Panton Reu.

"Hari puncak ada napak tilas, peserta menelusuri rute jalan sampai ke Mugoe Rayeuk, seperti para pejuang kita dulu. Kemudian ziarah makam menjadi agenda penting untuk menunjukkan kita menghormati dan menghargai jasa pahlawan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya