Liputan6.com, Riau - Sniper atau penembak jitu dari Polri dikerahkan tim terpadu untuk menangkap Harimau Bonita pemangsa dua warga di Riau. Tim juga dibekali dengan senjata berpeluru tajam.
Perihal permintaan sniper ini sudah disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, ketika melaksanakan rapat dengan Kapolres, Plt Bupati Indragiri Hilir dan stakeholder lainnya.
Dalam rapat dilaksanan Rabu 14 Maret 2018 di Dusun Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran itu, sniper dan bekal peluru tajam karena saat ini upaya evakuasi Bonita sudah masuk tahap tiga.
Advertisement
"Tahap pertama, menggunakan perangkap. Tahap kedua menggunakan bius dan tahap ketiga petugas dibekali senjata berpeluru tajam," kata pria dipanggil Haryono ini, Rabu malam.
Baca Juga
Adanya sniper dan peluru tajam, tegas Haryono, bukan berarti petugas akan bertindak ganas kepada Harimau Bonita. Hal itu sebagai meningkatkan kepercayaan tim terpadu.
"Lebih tepatnya untuk menambah rasa aman bagi warga, juga rasa percaya diri tim saat melaksanakan operasi," tegas Haryono.
Jikapun ada penembakan senjata berpeluru tajam, Haryono menyatakan hal itu dilakukan jika anggota tim terancam nyawa. Penembakan tidak sembarangan karena harus tepat di bagian kaki belakang.
"Kaki belakang, jadi tidak main tembak begitu saja. Tidak boleh badan, kepala dan kaki depan," jelas Haryono.
Meski demikian, Haryono berharap Harimau Bonita tidak menyerang petugas. Evakuasi diharap berlangsung dengan pemanfaatan jebakan serta pembiusan yang terarah dan terukur.
"Mudah-mudahan Bonita segera dievakuasi, amin," katanya.
Â
Pembentukan Tim TerpaduÂ
Sebelumnya, Haryono menerangkan bahwa tim terpadu akhirnya dibentuk untuk menangkap Bonita di Dusun Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran. Dua posko akhirnya didirikan dan mulai difungsikan Kamis (15/3/2018).
Haryono menyatakan, tim terpadu bekerja selama 7 hari. Kekuatan personil ditambah dengan melibatkan TNI dan Polri.
"Tim ini juga melibatkan warga, WWF, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Inhil, dan perusahaan," katanya.
Haryono menjelaskan, dua posko dimaksud akan didirikan di Dusun Danau dan Eboni. Pendiriannya sudah mulai dilakukan berdasarkan rapat yang dilakukan Rabu kemarin.
Koordinasi dan pembahasan penangkapan Bonita untuk direlokasi ini melibatkan Plt Bupati Indragiri Hilir Rudiyanto, Kapolres AKBP Christian, Dandim, hingga kepala dusun serta perwakilan warga.
Selain pendirian posko, tim terpadu dalam bertindak nanti mengedepankan penembakan bius. Oleh karenanya alat serta obat bius ditambah yang direncakan mulai dipakai Kamis ini.
"Kemudian optimalisasi penggunaan perangkap yang sudah dipasang," kata Haryono.
Di samping tim terpadu memburu Bonita, ada pula petugas lainnya yang tetap menenangkan masyarakat setempat. Masyarakat diminta tetap tenang serta mempercayakan usaha evakuasi Bonita kepada tim.
"Segala aktivitas penyelamatan Bonita selalu dikoordinasikan dalam tim terpadu yang akan dikoordinasikan oleh BBKSDA Riau," ujar Haryono.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement