Pegang Handphone, 3 Pelajar di Tana Toraja Tersambar Petir

Belum sempat menyimpan handphone miliknya, tiba-tiba petir menyambar pelajar tersebut.

oleh Kabarmakassar.com diperbarui 06 Apr 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 16:31 WIB
Selfie membawa maut (9)
Ilustrasi sambaran petir. (Sumber Pixabay)

Tana Toraja - Hati-hati jika membawa handphone di tengah hujan petir. Tiga siswi sekolah menengah atas (SMA) tewas tersambar petir di Lembang (Desa) Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng, Tana Toraja, Rabu, 4 April 2018. Curah hujan di Tana Toraja membuat sambaran kilat menewaskan tiga pelajar tersebut.

Ketiga pelajar yang menjadi korban sambaran petir itu, yakni Adelia Oyan Anggalo (15 tahun), Suprianti Ittang (16 tahun), dan Almidayanti Sulo (13 tahun). Diketahui jika ketiganya bersepupu (keluarga).

Kepada Kabarmakassar.com, Merianti Kamali yang juga tetangga korban, menceritakan jika pada pukul 16.00 Wita, ketiga korban hendak pulang ke rumah bersama sepupunya yang juga selamat dari sambaran petir, yakni Aril Waldi Paliwanana.

Lalu, mereka berdiri berjejer lima orang di samping pondok untuk meminta kantong plastik tempat menyimpan handphone (Hp) kepada seorang nenek yang ada di dalam pondok tersebut. Namun, nenek tersebut menjawab tidak ada, justru nenek itu meminta agar menyimpannya di dalam pondok atau tas nenek.

Belum sempat menyimpan handphone milik korban ke tas milik nenek itu, tiba-tiba petir menyambar kelima pelajar tersebut.

"Kami berteduh di pondok, takut handphone kami basah, kami hendak titip di nenek yang ada di pondok tersebut untuk dimasukkan di tasnya, belum sempat kami masukkan ke tas, tiba-tiba kami berlima yang berdiri berjejer tersambar petir," kata Merianti.

 

Baca berita menarik lainnya dari Kabarmakassar.com di sini.

 

Petir Menghempas Tubuh Ketiga Siswi

3 Pelajar Tersambar Petir
Korban tewas tersambar petir di Tana Toraja dipulangkan ke kampung halamannya. (Kabarmakassar)

Ia menjelaskan, saat dirinya di bawah pondok, ketiga sepupunya sudah jatuh. Sementara dirinya dan temannya terlempar ke kolong pondok tersebut.

"Saya kaget lihat ketiga sepupu saya terjatuh, dan saya terlempar dengan yang di samping saya di bawah pondok. Kami berlima sebelumnya ada berdiri di pinggiran pondok," kata Almidayanti.

Kolong pondok tersebut hanya 1 meter di atas tanah, ketiganya pelajar yang tewas itu terhempas usai petir menyambar kelima pelajar tersebut. Dua korban selamat mengalami luka bakar di tangan.

"Beruntung kami dua orang tidak terlalu parah, hanya luka hitam di tangan dan kaki," tangis Merianti Kamali saat ditemui KabarMakassar.com.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 7 Tana Toraja, Semuel Tangaran, mengatakan rasa duka dan prihatin atas kepergian siswinya yang meninggal tragis akibat tersambar petir. Ia merasa kaget saat mendengar kabar itu.

"Atas nama keluarga besar SMA 7 Tana Toraja, turut berdukacita dan sangat kehilangan atas anak kami yang sudah dipanggil Tuhan, kami sangat kaget setelah mendengar kalau anak kami Supprianti Ittang meninggal di sambar petir, kami merasakan apa yang dirasakan keluarga, karena kami adalah keluarga dari anak ini," jelas Semuel sambil meneteskan air mata.

Jenazah ketiganya dibawa pulang ke kampung halamannya di Bena’ Lembang Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng. Satu di antaranya dibawa ke kampung halamannya di Dusun Buttu Lemo, Kampung Rando, Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang, Kamis, 5 April 2018 dan dilanjutkan prosesi penguburan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya