Keturunan RA Kartini Hidup Prihatin, Pemprov Jateng Siapkan Bantuan

Keturunan RA Kartini yang tinggal di rumah bantuan pemerintah terancam terusir dari tempatnya sekarang setelah cucu tunggal pahlawan wanita itu meninggal.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2018, 12:32 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 12:32 WIB
Ibu Kartini
Ilustrasi Ibu Kartini (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membantu keturunan Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini secara berkelanjutan sebagai wujud kepedulian dan penghormatan pemerintah terhadap jasa-jasa para pahlawan.

"Iya, nanti selain bantuan pendidikan berupa beasiswa dan tempat tinggal. Ada bantuan berkelanjutan yang diserahkan setiap tahun atau pada peringatan Hari Kartini," kata Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin (23/4/2018), dilansir Antara.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemprov Jateng bersama Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan kerja perangkat daerah terkait segera membentuk tim kecil untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.

Heru mengungkapkan rencana pemberian bantuan secara berkelanjutan terhadap keturunan RA Kartini yang saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan itu sebagai tindak lanjut dari permintaan Bupati Jepara Ahmad Marzuki, beberapa waktu lalu.

Menurut Heru, sudah sepatutnya dan selayaknya pemerintah membantu keturunan para pahlawan yang telah berjuang demi bangsa Indonesia.

Politikus PDI Perjuangan itu juga menyebutkan besarnya perjuangan RA Kartini untuk kaumnya dan apa yang telah dilakukan generasi penerus bangsa untuk negara memang masih jauh dari para pahlawan atau orang-orang besar yang telah berjasa kepada Indonesia.

"Saya ingin menyarankan pada tanggal 21 April kita tidak hanya memperingati hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia, tapi juga kita menyebut April adalah bulan Kartini untuk menghormati pahlawan kita," ujarnya.

 

 

Setelah Cucu Kartini Meninggal

Kenali Preeklampsia, Penyakit yang Renggut Nyawa RA Kartini
Ibu RA Kartini diyakini meninggal akibat penyakit Preeklampsia. Apa itu ya?

Berdasarkan informasi yang dihimpun, RA Kartini yang lahir di Mayong, Jepara, 139 tahun silam menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903 dan dikaruniai putra semata wayang, RM Soesalit Djojoadhiningrat, yang lahir pada 13 September 1904.

RM Soesalit menikah dengan Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dan dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya hidup dalam keprihatinan. Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.

Cucu menantu dan cicit RA Kartini tidak ada yang bermukim di Kabupaten Jepara, tapi menempati rumah bantuan pemerintah di Parung, Kabupaten Bogor.

Kini, mereka terpaksa meninggalkan rumah bantuan itu karena ada pihak yang meminta agar mereka meninggalkan rumah tersebut setelah cucu tunggal RA Kartini tiada.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya