Solo - Acara Solo Menari 2018 yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, untuk memperingati Hari Tari Sedunia (HTD) di Jalan Slamet Riyadi, mulai dari Bundaran Gladak sampai Perempatan Ngapeman, Solo, Minggu pagi tadi, sukses memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).
Informasi mengenai pemecahan rekor Muri itu disampaikan perwakilan Muri, Ariyani Siregar, di sela acara Solo Menari 2018. Berdasarkan perhitungannya, ada 5.035 perempuan penari Gambyong dalam acara Solo Menari 2018.
Rekor Solo Menari sebelumnya diikuti 1.200 orang. Ajang Solo Menari 2018 ini tercatat sebagai rekor ke-8.434. "Ini juga akan kami masukkan rekor dunia dengan perempuan penari Gambyong terbanyak," ucap Ariyani, Minggu (29/4/2018) pagi, dikutip Solopos.com.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, atas instruksi Wali Kota FX Hadi Rudyatmo yang akrab disapa Rudy, piagam pemecahan rekor Muri itu diserahkan Ariyani kepada salah satu penonton sebagai perwakilan masyarakat.
"Tanpa mengurangi rasa hormat ya Bu Ariyani, piagam diserahkan kepada warga masyarakat saja. Karena acara ini milik Solo, milik masyarakat juga," ujar dia sembari menunjuk acak penonton di depan panggung.
Acara Solo Menari merupakan ajang tahunan yang digelar Pemkot Solo untuk memperingati Hari Tari Dunia. Kali ini, Solo Menari diisi dengan menari Gambyong massal dengan peserta lebih dari 5.000 orang. Peserta itu dari berbagai kalangan mulai pelajar hingga masyarakat umum.
Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Wali Kota Ikut Menari Gambyong di Gladag
Pantauan Solopos.com, Tari Gambyong Tri WMP karya dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Nanuk Rahayu, mengawali Solo Menari di Jalan Slamet Riyadi ruas Gladag hingga perempatan Novotel, Solo, Minggu pagi.
Tak ketinggalan, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo beserta istri, Endang Prasetyaningsih, dan Wakil Wali Kota Solo Purnomo, serta sejumlah pejabat lain tampak ikut menari bersama ribuan peserta Solo Menari lainnya.
Sebelumnya, acara Solo Menari 2018 memperingati Hari Tari Dunia yang diselenggarakan Pemkot Solo tersebut dibuka dengan pemotongan tumpeng dan pemukulan kenong oleh Wakil Wali Kota didampingi Wali Kota dan pejabat muspida. Tarian dilanjutkan dengan Gambyong Pare Anom karya mendiang Ngaliman dan Tari Pergaulan.
Dalam laporannya pada pembukaan acara Solo Menari itu, Kepala Dinas Kebudayaan Solo, Kinkin Sultanul Hakim, menyebutkan ada 5.280 penari Gambyong ikut memeriahkan acara yang digelar bersamaan dengan Car Free Day (CFD) tersebut. Terdiri dari murid SMP dan SMA, perwakilan kecamatan, murid sanggar seni, dan perwakilan dari instansi pemerintahan.
Mereka mengenakan riasan dan kostum Tari Gambyong lengkap dengan jarit lereng sogan, kemben kain jumputan, selendang, dan gelungan. Panitia membuat formasi sepuluh warna pada selendang dan kemben jumputan. Sisanya sekitar 1.500 peserta mengenakan kostum kebaya dan selendang. Saat Tari Pergaulan ada pembagian 1.500 sampur ke penonton.
Â
Advertisement
3 Penari Beraksi Nonstop 24 Jam
Solo Menari 24 Jam yang diselenggarakan ISI Solo dibuka, Minggu pagi tadi sekitar pukul 05.00 WIB, dengan pemukulan gong oleh Rektor ISI Solo, Guntur, didampingi sejumlah pejabat rektorat.
Setelah itu, tiga perempuan penari 24 jam langsung beraksi di halaman Rektorat ISI Solo. Mereka adalah Wirastuti Susilaningtyas (35) asal Solo, Agatha Irena Praditya (23) asal Yogyakarta, dan Sri Anjani Safitri (21) asal Bandung. Mereka membawakan tarian karya pribadi masing-masing.
Pantauan Solopos.com, acara berlangsung lancar disaksikan ratusan warga sekitar. Ini merupakan tahun ke-12 ISI Solo menggelar Solo Menari 24 Jam untuk memperingati Hari Tari Dunia.
Ketua Panitia Solo 24 Jam Menari, Tubagus Mulyadi, saat diwawancara Solopos.com mengatakan, ada 160-an kelompok tari dalam dan luar negeri yang memeriahkan Solo Menari 24 Jam tahun ini. Pentas tahunan tersebut kemudian akan ditutup besok pagi dengan orasi budaya oleh Garin Nugroho.