Penantian Panjang Nelayan Labuan Bajo

Nelayan di Desa Nangalili,Kecamatan Lembor Selatan,Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) belum dapat mengoperasi 9 unit Speedboat bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan

oleh Amar Ola Keda diperbarui 12 Mei 2018, 12:31 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 12:31 WIB
Nelayan Labuan Bajo
Speedboat bantuan Kementerian Perikanan dan Kelautan dan kapal perahu milik Nelayan Nangalili Sedang parkir di Nangalili (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Puluhan Nelayan di Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang tergabung dalam koperasi nelayan Torpedo belum dapat mengoperasi sembilan unit speedboat bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia tahun 2017 lalu.

Hal tersebut disebabkan belum tibanya alat tangkap dari Kementerian Perikanan dan Keluatan untuk dibagikan kepada para nelayan.

Sekretaris koperasi Nelayan Torpedo, Amirul Mukminin mengatakan Kementerian Perikanan dan Kelautan pada November 2017 lalu memberikan bantuan 9 unit Speeboat kepada Koperasinya. Bantuan tersebut merupakan jawaban atas proposal yang dikirim ke Kementerian Perikanan dan Kelautan tahun 2015 lalu.

Untuk mendapat bantuan speedboat para nelayan harus masuk menjadi anggota Koperasi untuk kemudian bantuan itu akan dikelolah oleh para nelayan di Nangalili yang masuk menjadi anggota dalam koperasi nelayan Torpedo.

Sembilan unit Speedboat itu kata dia dikelolah oleh sembilan kelompok nelayan di Desa Nangalili. Setiap kelompok nelayan beranggotakan 10 hingga 15 nelayan dan mengelolah satu Speedboat. Bantuan Speedboat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan itu akan digunakan para kelompok nelayan untuk menangkap ikan di perairan laut Labuan Bajo dan sekitarnya.

"Nelayan belum bisa mengoptimalkan pengunaan speedboat tersebut dikarenakan belum tiba ditangan para kelompok nelayan bantuan peralatan tangkap dari Kementerian Perikanan dan kelautan," ujar Amirul kepada Liputan6.com, Jumat (11/5/2018).

Amirul menjelaskan sembilan unit speedboat bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan itu dibagi dalam dua tipe Speedboat. Dimana Mesin Empat silender 10 GT sebanyak 6 unit dan mesin 3 silender 5 GT sebanyak 3 unit.

"Baru pertama kali di Desa Nangalili para nelayan akan menangkap ikan mengunakan speedoat 10 GT dan 5 GT.Pada tahun sebelumnya para nelayan di Nangalili mengunakan Kapal Motor (KM) tradisional kapasitas 3 GT hasil karya para nelayan," katanya.

Dia mengatakan potensi ikan di jalur selatan Kabupaten Manggarai Bart sangat bagus. Selama ini ikan hasil tangkapan para nelayan di Desa Nangalili di beli oleh masyarakat dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dia mengaku sejak tahun 2017 lalu hingga saat ini, sembilan kelompok nelayan belum mengoperasikan speedboat tersebut karena tidak adanya alat tangkap. Alat tangkap yang cocok untuk Speedboat itu harus alat tangkap yang berkapasitas besar juga sesuai tipe speedboat itu. Pasalnya,kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sembilan speedboat cukup besar.

"Alat tangkap untuk speedboat itu harus kapasitas besar. Untuk membeli alat tangkap yang berkapasitas besar membutuhkan dana yang cukup banyak. Kemampuan para nelayan di Nangalili untuk bisa membeli alat tangkap kapasitas besar itu sangat susah dan membutuhkan bantuan dari pihak lain," tutur Amirul.

Pihak Kementerian Perikanan dan kelautan kata Amirul, pada bulan Maret 2018 lalu sudah berjanji akan memberikan bantuan alat tangkap ikan tipe Milenium untuk sembilan kelompok nelayan di Nangalili. Saat ini alat tangkap itu sedang diproses di Jakarta untuk dikirim ke para nelayan di Nangalili.

 

Dijanjikan Alat Tangkap

Labuan Bajo
Pemandangan Kota Labuan Bajo dari ketinggian (Liputan6.com/Ola Keda)

Nelayan Nangalili lainnya, Yosep Malo mengatakan para nelayan yang mendapat bantuan speedboat itu baru-baru ini ke Jakarta bertemu pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk mendiskusikan kendala yang dihadapi para nelayan di Nangalili. Saat diskusi terkait alat tangkap, para nelayan mengusulkan agar alat tangkap yang bagus adalah alat tangkap jenis Porsine Mini.

Namun sayangnya alat tangkap jenis Porsine Mini tidak masuk dalam jenis alat tangkap bantuan Kementerian Perikanan dan Kelautan.

"Alat tangkap yang masuk dalam jenis bantuan alat tangkap pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan hanya alat tangkap jenis Milenium," kata Yoseph.

Dia mengatakan para nelayan sangat berharap bantuan alat tangkap jenis milenium dari Kementerian Perikanan dan Kelautan tersebut. Pengoperasian alat tangkap tipe milenium tidak membutuhkan latihan karena para nelayan di Desa Nangalili sudah mampu mengunakan alat tangkap tersebut.

"Harapannya mudah-mudahan alat tangkap itu tiba di Nangalili dalam waktu dekat agar para nelayan berhasil menangkap ikan yang banyak. Apalagi seedboat itu dilengkapi dengan peralatan GPS dan alat tangkap yang berkapasitas besar. Kami para nelayan menunggu bantuan alat tangkap itu," harap Yosep.

Kepala Bidang Perikanan Kabupaten Mabar, Blasius Hendrik mengaku pihaknya tidak mengetahui persis jadwal tibanya bantuan alat tangkap dari Kementerian Perikanan dan Kelautan.

"Saya tidak tahu kapan tiba ditangan para nelayan Nangalili bantuan alat tangkap itu. Saya dengar alat tangkap dari Kementerian Perikanan dan Kelautan nanti adalah alat tangkap tipe Senar Milenium. Hanya kami tidak tahu sampai dimana proses alat bantuan tersebut," imbuh Hendrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya