Liputan6.com, Klaten - Kartunis Gerardus Mayela (GM) Sudarta tutup usia pada Sabtu (30/6/2018) pagi. Kalangan seniman yang tergabung dalam Paguyuban Senirupawan Klaten (Pasren) menyebut kepergian GM Sudarta sebagai kehilangan salah satu maestro seni di tanah air.
Ketua Pasren, Karang Sasangka menyatakan, sosok pria yang dilahirkan di Klaten pada 20 September 1945 itu banyak memberikan kontribusi terhadap organisasi Pasren maupun dunia seni di tempat kelahirannya meskipun dia lebih banyak berdomisili di ibu kota.
"Beliau banyak memberikan kontribusi ke Pasren baik nasehat, pendapat maupun materiil. Yang jelas kami teman-temen Pasren sangat-sangat kehilangan atas wafatnya Mas GM (panggilang akrab GM Sudarta)," jelasnya dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
GM Sudarta yang terkenal dengan tokoh kartun karyanya Oom Pasikom, meninggal dunia di Jakarta, pada Sabtu sekitar pukul 08.25 WIB setelah menderita sakit beberapa waktu.
Karang Sasangka yang merupakan putra pelukis legendaris Rustamadji itu mengungkapkan, GM Sudarta merupakan sosok yang tidak pernah membedakan-bedakan para seniman, baik yang sudah terkenal maupun belum, pelukis profesional maupun pemula, semua dihormati dan diperlakukan sama.
Menurut dia, terakhir berkomunikasi dengan Sudarta sekitar 20 Maret 2018 ketika kartunis yang banyak memberikan kritik sosial melalui karya-karyanya itu dirawat di sebuah rumah sakit di Bogor.
"Almarhum mengatakan sangat senang, bahagia sudah bisa menikmati hidup selama hidupnya walaupun dalam keadaan sakit saat terakhirnya," ujar Karang.
Terkait karya-karya lukis GM Sudarta, menurut pelukis beraliran realisme itu, karya Sudarta ada yang terkesan "nglangut", misteri, romantis, dan bergejolak.
GM Sudarta yang meninggal dalam usia 73 tahun selain dikenal sebagai pelukis dan kartunis, juga banyak melahirkan karya sastra berupa cerpen, salah satu kumpulan cerpennya yakni "Bunga Tabur Terakhir".
Tokoh kartun rekaannya Oom Pasikom sejak 1967 telah menghiasi halaman harian Kompas setiap Rabu, hingga terakhir pada 2017 tidak lagi muncul karena GM Sudarta menderita sakit.