30 Polisi Tewas dalam 10 Tahun Serangan KKSB di Papua

Korban terbaru kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua adalah dua polisi yang mengamankan Pilkada Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2018, 08:29 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 08:29 WIB
Polisi Papua
Brigadir Pol Shinton Kbarek menjadi korban pengadangan Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, usai mengamankan Pilkada serentak 2018. (KabarPapua.co/Liza Indriyani)

Liputan6.com, Jayapura - Sepanjang 2008-2018 tercatat 30 anggota Polri di lingkungan Polda Papua meninggal akibat aksi penembakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).

Kapolda Papua Irjen Boy Rafli dalam keterangannya pada refleksi semester I tahun 2018 di Mapolda Papua, Jayapura, mengatakan dari data yang dihimpun, terungkap selain menewaskan 30 anggota Polri, juga tercatat 57 anggota Polri cedera.

Sedangkan warga sipil yang tewas ditembak KKSB tercatat 78 orang dan 117 orang mengalami luka-luka.

"Anggota Polri yang tewas akibat KKSB itu termasuk dua anggota Polres Puncak Jaya yang ditembak saat melaksanakan pengamanan pilkada gubernur di Distrik Torere," kata Boy didampingi Wakapolda Papua Brigjen Pol Jacobus Marsuki dan Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal, Selasa (3/7/2018), dilansir Antara.

Ia mengatakan, anggota Polri yang meninggal akibat diserang KKSB paling banyak terjadi di kawasan pegunungan, seperti Puncak Jaya, Puncak dan Mimika. "Gangguan yang dilakukan KKSB masih menjadi momok dan tetap perhatian serius aparat keamanan," kata Boy lagi.

Ke depan, ia berjanji untuk berupaya menangani KKSB sesuai prosedur yang berlaku. Ia juga mengingatkan bahwa polisi tidak mungkin melakukan penembakan tanpa SOP hingga menghilangkan nyawa orang.

"Dalam melaksanakan tugasnya, polisi diberi pegangan senjata api dan tetap bertindak sesuai SOP," kata Kapolda Papua.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya