Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah hampir sepekan Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, mengalami kebakaran hebat. Jumlah luasan lahan yang terbakar belum diketahui pasti karena kepolisian menyebut 15 hektare, sementara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) menyatakan sekitar 10 hektare.
Adanya kebakaran lahan sejak pekan lalu ini juga mengungkap temuan berdirinya kebun sawit di kawasan konsevasi di bawah naungan BBKSDA itu. Ada kapling-kapling tanah yang ditumbuhi sawit berukuran dewasa.
Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro belum berbicara banyak mengenai penguasaan tanah secara ilegal itu. Dia menyebut setiap pelanggaran akan diusut.
Advertisement
Baca Juga
"Sekitar 10 hektare yang terbakar. (Terkait) perkebunan ilegal, terus kita hantam dengan kekuatan terbatas," ucapnya kepada wartawan di Pekanbaru, Jumat, 20 Juli 2018.
Di samping itu, Heru menyebut pemadaman di TWA Sungai Dumai sudah memasuki hari ketujuh. Kerja keras petugas gabungan akhirnya terbantu dengan turunnya hujan pada Kamis malam, 19 Juli 2018.
"Alhamdulillah berkat hujan tanggal 19 Juli 2018 malam melengkapi hasil kerja keras tim pemadam di lapangan," katanya.
Kini, sambung Heru, kondisi kawasan yang terbakar meninggalkan sedikit asap di beberapa titik. Petugas dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, termasuk BBKSDA terus mendinginkan lahan yang terbakar.
Sementara itu, Humas BBKSDA Riau Dian Indriarti menyebut, upaya pemadaman yang hampir sepekan tak luput dari peran wanita-wanita tangguh. Tanpa kenal lelah, wanita-wanita yang bertugas di BBKSDA turut menjinakkan api.
Pegawai wanita dari BBKSDA ini disebut Dian ikut menarik selang, bahkan menyandang nozzle mengarahkan semprotan air ke titik api untuk memadamkan api yang berkobar. "Pantang beranjak sebelum api padam," ucapnya.
Kebun Sawit dalam Area Konservasi
Di tengah aktivitas itu, terkadang ada selipan senda gurau dan teriakan khas para wanita tangguh yang menjadi penyemangat bagi para anggota Manggala Agni dan petugas lainnya dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan.
"Salut dan bangga, pegawai wanita BBKSDA turun ke lapangan dalam upaya perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi, mereka pun memadamkan kebakaran hutan," terang Dian.
Dian tak menampik adanya sejumlah lokasi di TWA itu telah diokupasi oleh sejumlah oknum menjadi kebun. Pohon-pohon yang baru saja ditanam itu sudah dicabut.
"Tanaman non kehutanan yang baru ditanam sudah dicabut," tegasnya.
Terpisah, Kapolsek Medang Kampai AKP Ade Rukmayadi menyebut kebakaran di lokasi dimaksud mencapai 15 hektare. Lokasi diakuinya memang kering sehingga membuat gambut di sana mudah terbakar.
"Petugas kesulitan menjinakkan api. Lokasi yang sudah padam pagi harinya kembali terbakar malam harinya," kata Ade.
Pantauan Ade di lapangan memang ada kebun sawit terbakar di kawasan lindung itu. Usia pohon bervariasi, ada yang baru ditanam dan ada pula yang bisa dipanen.
"Saya juga tidak tahu mengapa sampai ada sawit di kawasan lindung," ucap Ade.
Sekadar informasi, TWA Sungai Dumai mulai ditetapkan pada tahun 1970 dan mendapat SK penetapan tata batas pada tahun 1990 dengan luasan 4.712 hektare.
Dalam hutan ini ada beragam jenis kayu seperti meranti dan kelat. Hidup pula beberapa satwa seperti, trenggiling, rangkong, dan beruang madu. Lokasi ini dibagi menjadi tiga blok, yaitu blok wisata, blok khusus, dan blok perlindungan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement