Pesan Kemandirian dari Main Enggrang yang Mulai Terlupakan

Main enggrang untuk menanamkan kemandirian pada siswa.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Agu 2018, 21:02 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 21:02 WIB
Permainan Khas Maluku Hadir dalam Peringatan Hari Pers Nasional
Sejumlah murid sekolah dasar (SD) bermain enggrang dalam festival permainan tradisional rakyat Maluku didepan Balai Kota Ambon, Maluku, Senin (7/2). Festival tersebut diselenggarakan untuk memperingati Hari Pers Nasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Probolinggo - Ditengah maraknya gadget yang menawarkan permainan moderen membuat permainan tradisional mulai terlupakan. Tapi berbeda di Kota Probolinggo. Permainan tradisional enggrang masih banyak dikenal kalangan masyarakat terutama bagi anak-anak.

Seperti siswa SD se Kota Probolinggo pada Senin (27/8/2018) yang tengah asyik memainkan enggrang di stadion Banyuangga di jalan Panjaitan, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Slamet, koordinator pelaksana lomba mengatakan, dengan bermain enggrang, para siswa belajar keseimbangan sekaligus menanamkan kemandirian.

"Ini untuk meningkatkan skill siswa serta menanamkan kemandirian pada siswa melalui permainan ini," kata Slamet di lokasi.

Slamet mengatakan, enggrang yang dimainkan sesuai dengan standar dengan panjang 2,5 meter. Sementara untuk penyangga kaki dibuat 50 centimeter dari atas tanah.

"Dari ukuran yang ada jarak 50 centimeter bagian bawah dibuatkan tempat untuk dasar telapak kaki pemainnya," ujarnya.

Dalam pertandingan itu, kata Slamet, pemain harus bisa melaju dengan kecepatan tinggi disertai keseimbangan tubuhnya.

"Kalau hal itu tidak dimiliki maka pemain tidak bisa lolos menjadi pemenang," tegasnya.

Slamet menambahkan, setiap peserta yang ikut olahraga enggrang akan diberikan uang pembinaan sebagai hadiahnya. Jumlah uang lebih banyak tentunya akan diberikan pada pemenang.

"Sehinga siswa tersebut bisa mengambangkan skil permainan enggrang yang dimilikinya," tutur dia.

Muhammad Kevin Firmansyah (12), salah satu pemain mengatakan, dirinya belajar enggrang di sekolahnya. Dia mengaku senang dengan permainan enggrang.

"Untuk belajar ini memang harus penuh kesabaran dan kemauan keras terutama mengatur keseimbangan tubuhnya. Kalau tidak seimbang maka secara otomatis pemain akan terjatuh," ungkapnya.

Dia menuturkan, selain di sekolah, dia juga sering bermain enggrang di rumah bersama rekan-rekannya.

"Saat sore hari saya kerap kali bermain enggrang bersama dengan teman bermain," imbuhnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya