Liputan6.com, Palu - Banyak pengguna media sosial sedang heboh membagikan informasi peringatan yang berisi agar bantuan untuk korban gempa Sulawesi Tengah tidak melintas jalur Pasang Kayu, Mamuju, Sulawesi Barat. Pasalnya, di daerah tersebut bantuan akan diambil secara paksa korban gempa dari Kabupaten Donggala.
Bukan tanpa sebab aksi tersebut dilakukan warga. Hal ini karena mereka merasa bantuan dari daerah lain hanya terfokus untuk korban gempa di Palu.
Kapolsek Budong-Budong, AKP Haeruddin, membenarkan informasi tersebut. Menurut dia, pengambilan secara paksa itu terjadi sebelum kendaraan logistik masuk ke Kota Palu menuju Donggala, tepatnya di daerah Loli.
Advertisement
"Iya, memang hal itu terjadi, sejak satu hari pascabencana terjadi sampai sekarang," kata Haeruddin kepada Liputan6.com, Senin (1/10/2018).
Baca Juga
Aparat kepolisian tidak bisa berbuat banyak. Menurut Haeruddin, pengambilan secara paksa bantuan logistik yang akan dibawa ke Palu itu memang wajar terjadi. Karena kebanyakan warga yang mengambil bantuan itu merasa kalau pembagian bantuan tidak merata.
"Makanya saya imbau untuk yang membawa bantuan agar membagikan sebagian bantuannya untuk korban gempa di sana. Terserah apa saja, mi instan, air mineral dan lain sebagainya," ujar Haeruddin.
Sementara itu, bantuan untuk korban gempa Sulawesi Tengah masih terus mengalir, termasuk bantuan dari Sulawesi Selatan. Selain melintas di jalur laut dan udara, bantuan juga disalurkan melalui darat. Akses yang paling cepat jika harus lewat jalur darat, yakni melintasi wilayah Sulawesi Barat.
Untuk mengantisipasi pengambilan paksa oleh warga yang menjadi korban gempa itu, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani, mengatakan bahwa setiap bantuan dari Sulawesi Selatan yang akan disalurkan ke Sulawesi Tengah akan dikawal ketat pihak kepolisian.
"Mengantisipasi adanya bantuan yang dihentikan masyarakat, maka TNI Polri akan melakukan pengawalan terhadap bantuan bagi korban bencana alam di Palu dan Donggala," ucap Dicky.
Â
Saksikan video menarik berikut :
Â