Top 3 Berita Hari Ini: Pembunuh Waria Bos Katering Remaja ABG, Kekasih?

Top 3 berita hari ini, ETF di hadapan polisi mengaku, dia tega membunuh Mety, waria pemilik bos katering lantaran butuh uang.

oleh Dian KurniawanFadjriah NurdiarsihMaria FloraRino Abonita diperbarui 02 Okt 2018, 02:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 02:00 WIB
Pembunuh Waria Bos Katering di Pasuruan
Pembunuh waria bos katering di Pasuruan. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Pasuruan - Top 3 berita hari ini, teka-teki di balik otak pembunuhan seorang waria pemilik bos katering di Pasuruan, Jawa Timur, terbongkar. Dia adalah remaja 17 tahun.

ETF di hadapan polisi mengaku, dia tega membunuh Mety, teman kencannya lantaran butuh uang. Sebulan berkencan dengan sang waria, hanya kedok untuk mendapatkan uang. 

Sementara itu, cerita mengerikan datang dari seorang aktivis asal Betawi yang datang ke Palu untuk menghadiri Festival Pesona Palu Nomoni.

Menjelang magrib saat dia akan menunaikan salat magrib, rentetan tsunami secara bergilir menyapu pinggir pantai hingga sampai ke area parkir hotel dimana dia menginap.

Kabar lainnya yang tak kalah disorot di Liputan6.com,  dua gelar yang disandang Neno Warisman. Menurut Pegiat sejarah Aceh, Mizuar Mahdi, Neno dinilai tidak pantas menyandang keduanya. 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini 

1. Fakta Mengejutkan di Balik Otak Pembunuhan Waria Bos Katering di Pasuruan

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Satreskrim Polres Pasuruan Kota akhirnya berhasil menjawab teka-teki tewasnya Slamet Pujianto alias Mety (44), waria bos Mety's Catering asal Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan.

Pembunuh waria asal Kecamatan Rejoso itu adalah remaja 17 tahun berinisial ETF, warga Dusun Bicak'an, Desa Mendalan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan.

Adapun kronologi pembunuhannya, yakni pada malam 25 September 2018, tersangka ETF datang dengan mesranya memeluk waria 44 tahun itu. Setelah ngobrol sambil bermesra-mesraan, ETF mengajak Mety untuk berhubungan badan.

"Melihat korban kelelahan, tersangka langsung mengambil pisau sangkur yang dibawanya. Lalu membunuh korban," urai AKP Slamet.

 Selengkapnya...

2. Kesaksian Aktivis Betawi Alami 3 Kali Tsunami Saat Gempa Palu

Kondisi pantai di dekat Swiss Bel Hotel Silae usai Gempa Palu (foto: Imron Hasbullah)

Imron Hasbullah alias Imbong (46) merupakan salah satu korban selamat dari keganasan gempa Palu dan Donggala, Jumat sore, 28 September 2018. 

Sebelum peristiwa nahas itu, dia tengah menghabiskan waktu bersama kawan-kawan di restoran pinggir pantai. Kala tengah melihat deru ombak, datangnya gelombang ke arah pantai terbilang sangat cepat.  

Saat Magrib tiba, dia segera salat Magrib karena setelahnya, sekitar pukul 20.00 Wita, akan ada pembukaan acara di Pantai Talise. 

"Karena saya masih punya wudu, saya langsung jamak ke Isya. Namun saat sujud kedua, terasa gempa lagi. Teman saya panik. Saya langsung batalkan salat dan melihat melalui jendela ada air sudah masuk ke parkiran. Malah waktu itu ada orang di parkiran dan dia langsung kegulung ombak,” katanya.

Selengkapnya...

3. Neno Warisman Dinilai Tak Pantas Dapat Gelar Laksamana Muda 

Neno Warisman akan laporkan balik Geodi dan Mirza ke polisi.

Penyematan gelar kehormatan Laksamana Muda Cut Nyak Dien kepada Aktivis #2019gantipresiden, Neno Warisman dinilai tidak pantas. 

Gelar itu sendiri diberi oleh Raja Meureuhom Daya, Saifullah, di sela pengukuhan komunitas #2019PrabowoSandi, di Gedung Haji Yusriah Lampeneurut, Aceh Besar, akhir pekan kemarin.

"Laksmana itu kepangkatan. Seorang laksmana berurusan dengan kemaritiman. Kemudian Cut Nyak Dien itu pejuang yang berperang melawan Belanda. Dan itu tidak ada kaitannya dengan Neno Warisman," ujar Mizuar, Minggu (30/9/2018).

Selengkapnya...

 

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya