Liputan6.com, Sidoarjo - Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) hari ini mulai melakukan perbaikan tanggul di titik 67 Kedungbendo, Tanggulangin, Sidoarjo. Perbaikan tanggul diharapkan bisa mengantisipasi melubernya air dan lumpur ke permukiman warga.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Hengki Listria Adi mengungkapkan saat ini pihaknya mendatangkan material pasir dan batu (sirtu), dan alat pengeruk di titik 67. Selain itu, pihaknya juga akan menutup sementara akses di titik 68.
"Karena ini kan sumber air dan lumpurnya mengalir dari titik 68. Jadi, sementara ini harus ditutup dulu alirannya yang mengarah ke Utara," tutur Hengki, Selasa (9/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Semenjak terjadinya penurunan tanggul, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tanggul dengan cara menurunkan debit air terlebih dahulu. Elevasi yang sebelumnya mencapai 8-9 meter, menurun menjadi 6 meter.
"Memang, air dan lumpur kemarin sempat tinggi. Makanya kita buang dengan cara overflow dan diteruskan menggunakan pompa paku ke titik 83, lalu menggunakan kapal keruk. Dan selanjutnya dilakukan penanganan tanggul utama," jelasnya.
Di sisi lain, pihaknya juga melakukan pembuatan alur dari pusat semburan ke arah selatan, meski sebagian air dan lumpur mengarah ke Utara. "Pembuatan alur itu untuk mengurangi beban air dan lumpur yang ada di titik Utara. Makanya kita arahkan ke selatan, kemudian dialirkan ke Sungai Porong," terangnya.
Sejauh ini, lanjutnya belum ada air dan lumpur yang meluber ke permukiman warga. Petugas melakukan pengukuran dan mengupayakan untuk perbaikan tanggul. Nantinya, juga akan dilakukan peninggian dan penguatan tanggul.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Bantahan Ada Warga Mengungsi Akibat Tanggul Lumpur Lapindo Ambles
PPLS mengklarifikasi terkait adanya warga yang mengungsi ke tempat lain. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada air lumpur yang keluar dari batas tanggul.
"Tidak, tidak ada yang mengungsi. Ini yang perlu diklarifikasi. Dan sampai hari ini tidak Ari lumpur yang keluar sama sekali," ujar Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Hengki Listria Adi melalui sambungan telepon, Selasa (9/10/2018).
Pihaknya sudah memastikan melalui kepala desa Gempolsari jika warga masih menempati rumah tinggalnya. Hanya saja, sejak Jumat lalu, warga yang khawatir dengan terjadinya penurunan tanggul, menitipkan barang-barangnya ke tempat lain.
"Sudah saya check ke kepala desa. Mereka cuma menitipkan barang-barangnya saja. Tapi tetap tidur di sini," jelasnya.
Para petugas, baik dari kepolisian, Koramil dan PPLS sendiri, lanjutnya, sudah berjaga-jaga setiap malamnya untuk mengantisipasi kejadian hal-hal yang tidak diinginkan.
Pasca terjadinya penurunan tanah (tanggul) sejak Jumat, 5 Oktober 2018 lalu, warga yang berada di sekitaran tanggul cukup resah. Terlebih, ada beberapa dinding dan lantai rumah warga yang retak. Sehingga mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah tinggalnya dan mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
Seperti yang dirasakan M Amam (32) warga dusun Pologunting, RT 11, Desa Gempolsari, Tanggulangin Sidoarjo. Saat peristiwa itu terjadi, sempat terdengar suara gemuruh dari dalam rumahnya. Ia memutuskan untuk mengemas barang-barang berharga miliknya ke dalam karung sak.
"Khawatir saja terjadi apa-apa. Makanya saya dan keluarga berkemas dan memasukan barang-barang ke dalam karung sak," ujar Awam.
Senada juga dialami Husaeni (40) dan Khusnul (60). Ia mengakui jika barang-barangnya sudah dikemas dan dititipkan ke rumah saudaranya di RT 12. Meski siangnya masih ditempati, tetapi pada malam hari keluarga ini lebih memilih tidur di rumah yang jauh dari jangkauan tanggul lumpur Sidoarjo.
"Semalam saya tidur di rumah RT 12. Saya kawatir nanti tiba-tiba ambrol lagi makanya saya mengungsi dengan anak saya," singkat Khusnul yang tak lain ibu kandung dari Husaeni.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement