Liputan6.com, Purwokerto - Nasib, jodoh dan kematian adalah rahasia Illahi. Manusia, hanya merencanakan, Tuhan lah yang berkuasa menentukan. Itu termasuk dalam roman percintaan tiap manusia.
Kadangkala, dua anak manusia menjalin kasih sekian lama. Namun, dengan berbagai alasan, hubungan ini tak lantas bermuara di mahligai pernikahan.
Bahkan, ada juga kisah percintaan yang benar-benar tragis. Hanya sepenggalah ke hari pernikahan, jalinan asmara itu mesti bubar berantakan.
Advertisement
Baca Juga
Tentu, ada kecewa, sakit, dan perih ketika menyebut kekasih hati menjadi sang mantan. Tetapi, itu lah jalan hidup. Tak semua yang dinginkan bersambut pada kenyataan.
Bagi sebagian orang, kisah percintaan masa remaja itu meninggalkan kesan mendalam. Jauh di relung hati, masih ada setitik kisah indah dan nama sang mantan yang terpatri begitu kuat.
Tak hanya sosok mantan, terkadang, tempat dan barang bekas pacar pun menjadi kenangan yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya, bahkan menyimpan barang-barang yang diberikan atau bahkan milik sang mantan pacar.
Purwokerto adalah kota pelajar. Di tempat ini, puluhan ribu pelajar SLTA dan mahasiswa berdatangan dari berbagai kota. Tentu, ada kisah-kisah percintaan di tiap sudut kota nan sejuk ini.
Komunitas kreatif Purwokerto, Heartcorner Collective menggarap pameran eksebisi bertajuk #MenolakLuka. Penggagas acara, Wiman Rizkidarajat mengatakan, event yang disebut juga "Pameran Patah Hati" ini menyuguhkan narasi tentang Kota Purwokerto sebagai kota kenangan yang menghubungkan dengan sang mantan.
Ruang Kesedihan dan Membuang Barang dari Sang Mantan
Barang-barang milik mantan, merupakan simbolisasi ingatan tentang kota di kaki Gunung Slamet ini. Pameran ini bakal digelar pada 14-16 Februari mendatang, bertepatan dengan perayaan hari kasih sayang, atau valentine day 2019.
Menariknya, penyelenggara mengundang masyarakat umum sebagai pengunjung, sekaligus pelaku pameran mengenang mantan ini. Siapa saja boleh menyetorkan barang apa saja yang membuat si penyimpan selalu terkenang dengan mantan.
Barangkali, masih ada yang menyimpan boneka, bantal, sarung, gantungan kunci atau pernak-pernik apa pun itu. Setelah dikurasi, nantinya barang itu akan dipajang di lokasi pameran di Stue Coffee and Coworking Space, Jatiwinangun, Purwokerto.
"Cukup setorkan barang-barang milik mantan kepada kami di kedai Singgah kafe di Jalan Riyanto 29, Kelurahan Sumampir, Purwokerto," ucapnya, kepada Liputan6.com, Jumat, 1 Februari 2019.
Agar lebih nendang, setiap benda yang disetorkan kepada panitia mesti menyertakan sedikit cerita kenangan yang berhubungan dengan barang itu. Hasilnya, akan diseleksi oleh Heartcorner dan menjadi materi pameran.
Wiman mengemukakan, keunikan even ini adalah munculnya ‘ruang kesedihan’ dari pengumpulan memori kolektif yang ada di tiap benda yang dipamerkan. Waktu pameran pun hanya dibatasi dua jam, dari pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
"Kami ingin membuktikan, bahwa manusia juga dibentuk dari air mata," dia menuturkan.
Pegiat Heartcorner Collective, Kemal Fuad Ramadhan menambahkan, pameran eksebisi ini merupakan ruang ekspresi dan merayakan kesedihan bersama-sama. Dia berencana menggelar even ini secara rutin setiap tahun dengan tema dan narasi yang berbeda.
"Di momen ini, kami meresmikan pendirian Dewan Kesedihan Banyumas sebagai ruang yang mengakomodir masyarakat kesedihan,” Fuad menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement