200 Kuda Beraksi di Festival Pasola Sumba

Sebanyak 200 ekor kuda meramaikan acara festival Pasola yang digelar di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 05 Mei 2021, 12:11 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 03:00 WIB
Pasola
Warga Sumba menunggang kuda membawa busur pada sebuah ritual pertempuran Festival Pasola tahunan, di Pulau Sumba. (AFP Photo/Romeo Gacad)

Liputan6.com, Sumba Barat - Sebanyak 200 ekor kuda meramaikan acara festival Pasola yang digelar di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa 26 Februari 2019.

Warga yang memiliki kuda ikut dalam tradisi yang dilakukan setelah pemanggilan Nyale (caing laut) oleh para Rato.

"Kegiatan Pasola ini kan merupakan acara satu tahun sekali di Wanokaka. Karena itu, bagi mereka pemilik kuda, bertarung di arena pasola adalah sebuah kewajiban," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat, Charles Herman Weru, dilansir Antara.

"Mereka sudah terbiasa dalam acara Pasola sehingga akan menjadi hal biasa buat mereka," imbuh dia.

Festival Pasola
Festival Pasola Lamboya di Sumba Barat, NTT. (dok.Instagram @potretsumba/https://www.instagram.com/p/Bs1Bkuigrse/Henry

Lokasi Waokaka

Wanokaka adalah salah satu desa terpencil dan terpelosok yang berjarak sekitar 70-an kilometer dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat.

Menurut Charles, berkat Pasola, desa terpencil itu kini dikenal banyak orang bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia lewat para wisatawan mancanegara yang sempat menyaksikan acara Pasola di Wanokaka.

Pelaksanaan Pasola sendiri, kata dia, sangat berkaitan dengan hasil panenan yang akan didapat oleh warga di Kecamatan Wanokaka.

Hal tersebut juga diakui oleh Rato atau imam besar dari Kepercayaan Merapu yakni Rato Waigali Mawu Hapu.

Menurut dia jika dalam kegiatan Pasola ada yang menjadi korban seperti mengalami kecelakaan saat ditombak maka akan memberikan hasil yang baik bagi hasil pertanian di daerah itu.

"Itu adalah kepercayaan kami. Namun keperayaan itu perlahan-lahan mulai memudar karena perkembangan zaman. Biasanya akan ada tumbal jika ada Pasola, tetapi itu sudah terjadi pada puluhan tahun yang lampau," ujarnya.

Namun, kata dia, peserta Pasola adalah masyarakat yang memang punya keinginan sendiri untuk turun bertarung di arena Pasola, karena masyarakat Wanokaka tak mau kehilangan budayanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya