Gaji Belum Dibayar, Buruh Bangunan di Kendari Segel Puskesmas

Keringat sudah kering, gaji belum dibayar, sementara istri di rumah terus mengomel, puluhan buruh bangunan di Kendari terpaksa segel Puskesmas.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 02 Apr 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 14:00 WIB
Buruh Bangunan Segel Puskesmas
Foto: Ahmad Akbar / Liputan6.com

Liputan6.com, Kendari - Sejumlah buruh bangunan menyegel Puskesmas Jati Raya, Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 9.00 Wita. Buruh yang berjumlah sekitar 10 orang itu kesal lantaran gaji yang seharusnya sudah diterima usai menyelesaikan pekerjaan belum juga dibayarkan.

Sebelum melakukan aksi, puluhan tukang dan buruh bangunan sudah bekerja selama beberapa bulan untuk mengejar pembangunan Puskesmas. Saat menagih pembayaran untuk membiayai hidup anggota keluarga, para tukang merasa diabaikan pemerintah Kota Kendari.

"Saya diomeli istri lah. Jelas itu, mau diapakan lagi karena memang sudah begini, padahal saya harus membiayai anak-anak yang sekolah," ujar Iyan (34), kepala tukang kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2019).

Iyan mengungkapkan, serah terima bangunan sudah dilakukan antara kontraktor, pekerja, dan Dinas Kesehatan Kota Kendari. Namun, saat ditagih pembayaran sisa gaji, tukang dan buruh bangunan merasa diabaikan.

"Kami jengkel, sampai hari ini belum ada realisasi gaji bagi puluhan tukang yang sudah berharap karena punya keluarga di rumah," katanya.

Iyan menjelaskan, ada sekitar 50 orang buruh yang belum mendapatkan upah usai mengerjakan pembangunan puskesmas sejak Juli 2018 lalu. Semua buruh ini, dipimpin oleh 5 kepala tukang.

Sementara itu, Sanusi (60), buruh bangunan lainnya menjelaskan, biaya yang harus diterima tukang dan buruh bervariasi. Gaji kepala tukang per hari Rp 130 ribu. Sedangkan, gaji buruh Rp 90 ribu.

"Biaya yang harus kami terima secara keseluruhan sekitar Rp 300 juta. Itu untuk semua tukang, biaya sebanyak ini untuk sisa pembayaran yang harus dibayarkan kontraktor kepada tukang," ujarnya.

Sanusi mengatakan, gajinya yang belum dibayarkan sekitar Rp 5 juta. Biaya sebanyak ini sebagai upahnya membuat pintu Puskesmas dan biaya pemasangan.

"Puskesmas tinggal tahu jadi. Tidak banyak memang, tapi saya punya 9 orang anak," ujar pria yang sudah beruban itu.

Dia menambahkan, lima orang anaknya masih sementara bersekolah. Sementara, dia hanya berharap gaji dari Puskesmas.

"Karena saya fokus waktu kerja dan tak kerja di tempat lain. Jadi, tidak ada pemasukan lain," jelas Sanusi.

 

Buruh Bangunan Segel Puskesmas
Foto: Ahmad Akbar / Liputan6.com

Pengakuan Kadis Kesehatan

Buruh Bangunan Segel Puskesmas
Foto: Ahmad Akbar / Liputan6.com

Kadis Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum Puji Rahayu saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya masih berkonsultasi dengan BPK Propinsi Sulawesi Tenggara untuk membayar gaji buruh. Pihaknya belum bisa mengeluarkan uang sebelum berkonsultasi kepada BPK.

"Masih konsultasi, pak. Kami ini akan bayarkan, untuk para tukang kami harap sabar dulu," kata Rahminingrum saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (2/4/2019).

Dokter gigi ini menegaskan, Pemkot Kendari memiliki uang untuk membayar gaji para tukang. Namun, menurutnya semua ada prosesnya.

Kontraktor yang ditagih para tukang, tak mampu berbuat banyak. Kontraktor mengatakan kepada para tukang jika sisa pembayaran gaji diserahkan kepada Dinas Kesehatan.

Dari pantauan di lokasi, pelayanan di Puskesmas Jati Raya masih tetap berjalan. Sejumlah petugas perawat kesehatan masih mondar-mandir di dalam bangunan. Meskipun, pintu masuk utama dipasang rantai besi dan spanduk berisi permintaan para tukang agar membayar tunggakan gaji.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya