Erupsi Gunung Agung, Aktivitas Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Normal

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

oleh Dewi Divianta diperbarui 21 Apr 2019, 20:43 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 20:43 WIB
(Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Bandara I Ngurah Rai Bali (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung kembali erupsi. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu meletus pada pukul 18.56 Wita. Laporan yang disusun oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kolom abu teramati dengan ketinggian ± 3.000 meter di atas puncak (± 6.142 meter di atas permukaan laut).
 
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 1 menit 22 detik. "Lontaran ± 2.500-3.000 meter ke segala arah," tulis PVMBG dalam laporannya, Minggu, 21 April 2019. Sejumlah warga melaporkan merasakan hujan abu vulkanik di sejumlah daerah. 
 
Meski ketinggian kolom abu begitu tinggi, tetapi aktivitas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai berlangsung normal, tidak terganggu erupsi Gunung Agung.
 
"Insya Allah aman," kata Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim. 
 
Saat ini, Gunung Agung berada pada status siaga atau level III. PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
 
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
 
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak. Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. 
 
 
Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya