Harga Meroket, Petani Garut Kembali Tanam Bawang Putih

Penanaman bawang putih bukan hal baru bagi petani kampung Cigadog.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 11 Mei 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2019, 00:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan memimpin langsung penanaman perdana bibit bawang putih di daerah Cigadog, Garut, Jawa Barat
Bupati Garut Rudy Gunawan memimpin langsung penanaman perdana bibit bawang putih di daerah Cigadog, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Harga bawang putih yang terus meroket hingga mendekati Rp100 ribu per kilo, membuat petani bawang di Kampung Cigadog, Kecamatan Sucinaraja, Garut, Jawa Barat, kembali melirik tanaman dengan nama latin Allium sativum L ini.

"Kalau dulu suka dikasih ke warga sekitar (karena bawang putih dianggap gagal panen)," ujar Dindin (56), seorang petani bawang, saat penanaman perdana bawang putih di kawasan itu, Jumat (10/5/2019).

Menurut Dindin, penanaman bawang putih bukan hal baru bagi petani kampung Cigadog. Mereka selalu menanam komoditas itu, namun karena hanya tumbuh sempurna dengan biji buah bawang yang tunggal, akhirnya ditinggalkan petani sekitar.

Bahkan awalnya petani menilai penanaman bawang tersebut gagal, lantaran mereka menduga bawang putih bisa berbuah dengan biji yang banyak, layaknya bawang merah.

"Bawang putih biji tunggal selalu dianggap gagal karena tumbuhnya tidak sempurna," ujar dia mengenang.

Minimnya informasi soal pasar dan harga bawang putih biji buah tunggal, membuat mereka enggan menanamnya lagi.

Namun itu dulu, kini seiring membaiknya harga bawang putih, terutama buah tunggal yang harga jualnya lebih tinggi hingga Rp15 ribu per biji.

"Baru tahu belakangan ini kalau bawang putih tunggal lebih mahal. Biasanya kebanyakan petani di sini (kampung Cigadog) menanam bawang merah," kata dia.

Untuk tahap awal, dengan dukungan pemerintah Garut, warga di desa itu telah mengalokasikan lahan pertanian hingga 40 hektar. Dengan upaya itu, diharapkan meroketnya harga bawang putih, bisa memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani sekitar.

Dukungan Pemda Garut

Penjual sayuran di pasar induk Ciawitali Garut hanya menyediakan bawang putih dengan jumlah sedikit mengingatkan minimnya stok dan harganya yang cukup mahal
Penjual sayuran di pasar induk Ciawitali Garut hanya menyediakan bawang putih dengan jumlah sedikit mengingatkan minimnya stok dan harganya yang cukup mahal (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Bupati Garut Rudy Gunawan yang terjun langsung dalam penanaman perdana itu, mengatakan, komoditi bawang putih ini cukup menjanjikan dan juga nilai ekonomisnya lebih besar serta kebutuhannya lebih banyak.

Saat ini, kebutuhan bawang putih masih dipenuhi dari pasokan impor. Tak ayal kondisi itu menyebabkan harga komoditas bawang putih terus meroket di Garut hingga kisaran Rp100 ribu per kilo di tingkat pengecer.

Dengan keuntungan yang berlipat dan menjanjikan itu, lembaganya mendorong petani sekitar termasuk generasi muda di Garut, untuk mencoba bertani bawang putih.

"Kalau hari ini bawang putih harganya Rp40 ribu saja, kalau petani dapat 5 ton bisa untung Rp150 juta, sangat menjanjikan," papar dia.

Untuk percobaan, Rudy mengaku telah menggandeng pihak ketiga yang akan menanam bibit bawang putih di lahan seluas 42 hektare.

Dari luasan itu diperkirakan bakal mampu menghasilkan bawang putih hingga 150 ton untuk tiga bulan ke depan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya