Tingkatkan Konsumsi Sayuran, Mama-Mama Berkebun di Pulau Seram

Sebanyak 210 petani wanita atau mama-mama dari Desa Jerili dan sekitarnya menanam varietas-varietas sayuran unggul berkualitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 18:30 WIB
Mama Berkebun
Mama Berkebun (Istimewa)

Liputan6.com, Maluku - Sebanyak 210 petani wanita atau mama-mama dari Desa Jerili, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku dan sekitarnya menanam varietas-varietas sayuran unggul berkualitas.

Ada 11 varietas yang ditanam yakni, Paria Raden F1, Mentimun Misano F1, Cabai Rawit Dewata F1, Jagung Manis Bonanza F1, Terong Yuvita F1, Semangka Legita F1, Kubis Sehati F1, Bayam Mira, Pakchoy Nauli, dan Kangkung Bangkok.

Aktivitas menanam itu merupakan rangkaian acara expo 'Mari Menanam dan Mengkonsumsi Sayuran' di Desa Jerili, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) bekerja sama dengan Program vegIMPACTNL dan SMB (Sekolah Mama-mama Berkebun) dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO), produsen benih sayuran hibrida yang dipasarkan dengan merek CAP PANAH MERAH.

Acara juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tengah, Ir. Max Selamor, Koordinator Program YBTS Arga Wisnu Pradana, dan Koordinator Program vegIMPACTNL Eva Sulistiawaty.

Koordinator Program YBTS Arga Wisnu Pradana mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk transfer pengetahuan, khususnya terkait praktik budidaya sayuran yang baik. Kerjasama dengan SMB ini sekaligus untuk menunjukkan peran penting wanita dalam budidaya sayuran dan lebih lanjut mempromosikan konsumsi sayuran.

Pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran juga masih terbatas seperti sayuran bayam, kangkung, dan kol.

"Sementara, masih banyak jenis sayuran lain yang dapat dibudidayakan dan dikonsumsi," kata Arga lewat keterangan tertulisnya, Jumat (17/5/2019).

Koordinator Program vegIMPACTNL Eva Sulistiawaty menambahkan, data Southeast Asian Food and Agricultural Center Institut Pertanian Bogor (IPB) konsumsi sayuran masyarakat baru 180 gram per kapita per hari. Artinya jauh di bawah standar WHO sebesar 400 gram per kapita per hari.

Padahal, kekurangan sayuran dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan penurunan kualitas kesehatan.

"Melalui program transfer pengetahuan dan penggunaan benih unggul berkualitas, kami optimistis petani dapat memperoleh manfaat dalam hal pendapatan tambahan dan sebagai sumber makanan segar," tambah Eva.

 

Sekolah Mama Berkebun

Sekolah Mama Berkebun didirikan oleh Pdt. Pieter Ursia dan diresmikan oleh Staff Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yoshua Max Yoltuhu pada Juni 2018.

SMB beranggotakan 200 wanita tani dan saat ini peserta yang aktif merawat kebun demplot sebanyak 15 petani. Sekolah ini memiliki ruang kelas sederhana dan lahan produktif seluas 1,03 Ha. Kegiatan rutin kelompok ini adalah pelatihan mingguan yang diadakan oleh petugas lapangan Yayasan Bina Tani Sejahtera serta merawat kebun demplot dengan jadwal yang sudah dibagi.

"Sekarang Mama-mama memiliki kegiatan baru di lapangan yang menambah nilai bagi rumah tangga mereka dalam mendapatkan lebih banyak pendapatan dan makanan," kata Pdt Pieter Ursia yang juga ketua SMB.

Sementara, Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) didirikan untuk berkiprah di bidang sosial dan kemanusiaan khususnya terkait dengan penghidupan pertanian.

Program Yayasan menyasar pada para petani skala kecil di Indonesia, khususnya bagi mereka yang masih rendah atau terbatas akses pada pendampingan teknis dan pelayanan penyuluhan.

Kemudian untuk Program vegIMPACT NL dibangun berdasarkan hasil dari proyek kerjasama hortikultura Indonesia-Belanda sebelumnya, khususnya program vegIMPACT (2012 - 2017).

Kegiatan program vegIMPACT NL (2017-2020) membahas transfer Pengetahuan, teknologi benih kentang dan sistem pasokan, produksi Bawang Merah dan teknologi pasca panen dan petani muda. Sementara informasi digital dan media sosial adalah kegiatan lintas sektoral dan pendukung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya