Liputan6.com, Palembang - Korban jiwa penganiayaan yang dilakukan tersangka OB (24), panitia Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Taruna Indonesia Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah. WK (14), salah satu siswa sekolah semi militer ini akhirnya meghembuskan nafas terakhir.
WK merupakan salah satu siswa yang diduga mendapat penganiayaan oleh tersangka, saat penutupan MOS pada Sabtu (13/7/2019) dini hari.
Siswa baru ini sempat menjalani operasi dan mengalami koma beberapa hari, sampai akhirnya dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Charitas Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Kabar duka ini disampaikan kuasa hukum keluarga korban, Firli Darta. Korban kekerasan saat mengikuti MOS ini menghembuskan nafas terakhir pada hari Jumat (19/7/2019) malam.
"Putra klien saya meninggal dunia sekitar pukul 20.00 WIB. Sebelumnya WK sudah mendapatkan perawatan intensif selama enam hari,” ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (20/7/2019).
Sebelum dirawat di RS Charitas Palembang hingga menghembuskan nafas terakhir, siswa SMA Taruna Indonesia Palembang ini, dilarikan ke RS Karya Asih Lebong Gajah Palembang, usai pingsan saat berjalan kaki ke sekolah.
Kegiatan longmarch dilakukan pada Jumat (12/7/2019) malam dari Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menuju ke sekolah sejauh 14 kilometer.
Diduga mendapatkan penganiayaan oleh tersangka OB, WK tak sadarkan diri. Saat itu pihak sekolah menghubungi wali murid dan menyatakan WK sedang sakit. Ketika dievakuasi, WK sudah tidak sadarkan diri.
Dari hasil pemeriksaan tenaga medis, ada sejumlah luka memar di tubuh WK, sehingga memicu kecurigaan keluarga korban atas aksi penganiayaan saat MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang.
Ada Sanksi Tegas
“Jenasah korban sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Pertahanan, Komplek Sri Mas, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang. Pihak keluarga belum memastikan apakah akan melakukan visum atau tidak,” ujarnya.
WK bukan satu-satunya korban jiwa akibat penganiayaan yang terjadi selama MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang. Sebelumnya siswa baru lainya yaitu DE (14), meninggal dunia usai tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit saat mengikuti longmarch.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru, usai mendengar kabar berpulangnya WK. Dia memastikan akan melakukan tindakan tegas, jika terjadi kesalahan yang dilakukan pihak sekolah.
"Saya tetap konsisten dengan statmen saya sebelumnya. Jika terbukti kesalahan lembaga, pasti akan ada sanksi untuk sekolah tersebut,” ujarnya.
Saat ini Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel, sudah membentuk tim untuk menangani masalah ini. Untuk tersangkanya sendiri, mantan Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur menyerahkan sepenuhnya ke pihak berwajib.
Advertisement