Pernikahan Sedarah di Luwu, Pasangan Adik-Kakak Sudah Punya 3 Anak

Pernikahan sedarah di Luwu ini sudah berlangsung lama. Bahkan, keduanya kini telah memiliki 3 anak.

oleh Fauzan diperbarui 29 Jul 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 12:00 WIB
pernikahan
ilustrasi menikah/Photo by wendel moretti from Pexels

Liputan6.com, Luwu - Warga Desa Lamunre Tengah, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dihebohkan pernikahan sedarah yang terjadi di wilayah tersebut. Hubungan sedarah itu bahkan telah berlangsung lama hingga pasangan kakak-beradik itu nyaris mempunyai tiga orang anak.

Keduanya ada As (38) dan BI (30). Tidak hanya membuat geger, warga pun dibuat resah karena kasus pernikahan sedarah ini. Alhasil, warga pun melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

"Iya, kita terima informasinya dari warga," kata Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Faisal Syam, Sabtu, 27 Juli 2019.

Polisi pun langsung menjemput pelaku pernikahan sedarah, As dan BI, lalu menggelandang keduanya ke Mapolres Luwu untuk dimintai keterangan. Di hadapan polisi keduanya mengaku telah menjalin asmara sejak tiga tahun lalu.

"Dari hasil interogasi sementara keduanya mengakui hubungan terlarang itu telah berlangsung sejak 2016 silam," terang Faisal.

Ironisnya, pasangan sedarah itu kini telah mempunyai dua orang anak yang masih kecil. Bahkan, BI saat ini tengah mengadung anak ketiga dari hubungan badan ia dengan kakak kandung laki-lakinya.

"Mereka mengaku atas dasar cinta dan nafsu. Pasalnya mereka tinggal serumah. Sudah dua anak, satu laki-laki satu perempuan. Sekarang hamil lagi," Faisal mengucapkan.

 

Status Janda dan Bujang

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

 

BI memang saat ini tengah berstatus janda sementara As adalah bujang. Polisi menduga status mereka itu menjadi salah satu penyebab keduanya bisa nekat berzina.

"Masih akan kita interogasi lagi. Masih perlu kita dalami lagi kasus ini," Faisal memungkasi.

Kepala Desa Lamunre Tengah, Hafidah mengaku bahwa dirinya sempat mendatangi As da BI di kediaman keduanya. Hafidah bermaksud untuk memberikan teguran kepada keduanya. Selain itu, meminta keduanya mengakui kesalahan mereka agar warga tidak geger.

"Yang bersangkutan warga kami itu sudah kami sampaikan sebelumnya untuk mengakui hubungannya karena warga geram. Namun, karena keduanya kerap menghindar hingga akhirnya seperti pepatah mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Nah, terungkap juga. Beruntung petugas kepolisian cepat bertindak," kata Hafidah.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya