Bukan Kelapa Sawit, Puntung Rokok Jadi Pemicu Kebakaran Hutan di Babel

BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, puntung rokok jadi pemicu utama kebakaran hutan dan lahan di provinsi tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 21:00 WIB
20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Pangkalpinang - Puntung rokok yang dibuang sembarangan jadi pemicu utama kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bangka Belitung. Hal itu setidaknya diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi tersebut.

"Kami meminta masyarakat perokok untuk lebih bijak membuang puntung rokoknya, karena sebagian besar kebakaran hutan dan lahan disebabkan puntung rokok yang dibuang ke semak belukar," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa seperti dikutip Antara, Senin (29/7/2019).

Ia mengatakan putung rokok yang dibuang sembarangan ke semak belukar yang mengering itu dengan mudah terbakar, apalagi kondisi cuaca panas disertai angin memudahkan api merambat ke hutan, semak belukar, hingga pemukiman penduduk.

"Kalau kebakaran hutan dan lahan disebabkan pembakaran lahan sudah jarang sekali, apalagi di Bangka Belitung tidak ada perusahaan kelapa sawit yang berskala besar," ujarnya.

Oleh karena itu, BPBD Provinsi Kepulauan Babel menggencarkan kampanye untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan di media massa, papan pengumunan bencana kebakaran dan menyosialisasikan langsung kepada masyarakat, agar tidak ada lagi karhutla di daerah ini.

"Kalau terjadi kebakaran tentu yang rugi masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, diminta masyarakat khususnya perokok tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan untuk mengantisipasi kebakaran ini," katanya.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kepulauan Babel, Aswind mengatakan luas lahan karhutla dari Juni hingga pertengahan Juli 2019 seluas 12,55 hektare atau lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 195,2 hektare.

Ia mengatakan kasus kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau 2018 sebanyak 175 titik dengan luas lahan 195,2 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.

"Penurunan kejadian kebakaran hutan dan lahan ini karena kesadaran masyarakat untuk tidak membakar sampah dan lahan sudah mengalami peningkatan. Masyarakat sudah merasakan dampak dari kebakaran hutan tersebut yang mengganggu kesehatannya," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya