Liputan6.com, Kerinci - Pos Penjagaan R10 Gunung Kerinci telah membuka kembali jalur pendakian setelah gunung tertinggi di pulau Sumatra itu mengalami erupsi dan menyemburkan abu vulkanik. Para pendaki yang melakukan pendakian diminta tidak boleh sampai puncak atau mendekati bibir kawah.
"Sesuai dengan status Gunung Kerinci yang masih waspada level II, pendakian hanya boleh sampai shelter dua yang berada di ketinggian 3.056 mdpl," kata Kepala Resort Pos Jaga Pendakian Gunung Kerinci, Evarizal Mirzal kepada Liputan6.com, Senin (5/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Jalur pendakian Gunung Kerinci dapat ditempuh melalui pos penjagaan R10 Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, Jambi. Sesuai rekomendasi untuk keselamatan, para pendaki dilarang mendekati kawah aktif dengan radius 3 kilometer.
Setelah erupsi mengeluarkan abu vulkanik mencapai 800 meter dari atas puncak, Rabu 31 Juli 2019 lalu, Gunung Kerinci masih berstatus waspada level II. Status tersebut belum berubah sejak ditetapkan tahun 2007.
"Sejak dibuka kembali jalur pendakian pascaerupsi kemarin sudah ada pendaki yang datang. Sebelum mereka (pendaki) naik kita berikan surat pernyataan bahwa mereka akan mematuhi aturan yang sudah dibuat," katanya.
Sementara itu, salah seorang pemandu wisata di Gunung Kerinci Ferdi Andrea mengatakan, pihaknya tidak menampik bahwa pendakian direkomendasikan hanya sampai shelter II. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan pendaki bisa sampai ke puncak.
"Biasanya teman-teman ada yang sampai ke puncak, tapi itu tergantung dan melihat kondisi di lapangan," kata Ferdi.
Magnet Pendaki
Gunung Kerinci merupakan puncak tertinggi gugusan Bukit Barisan di Sumatra. Gunung tersebut berada di perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat, atau dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.
Berdasarkan catatan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kerinci menyebut, Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 mdpl setiap tahun seringkali mengalami erupsi. Selain itu, tidak pernah tercatat adanya letusan Gunung Kerinci yang sangat menghancurkan, meski pernah erupsi besar pada 2009.
Sejak awal 2019, tercatat Gunung Kerinci sudah erupsi empat kali yakni Januari, Maret, Mei, dan Juli.
Meskipun dalam status waspada level II dan sering mengalami erupsi, namun hingga kini gunung tersebut masih menjadi magnet bagi pendaki dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Gunung Kerinci masuk 7 Summits di Indonesia.
"Erupsi pada Juli 2019 lalu tidak berpengaruh terhadap pendakian di Kerinci," kata Ferdi.
Gunung Kerinci dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Hutan warisan dunia ini merupakan habitat harimau sumatra, gajah sumatra, dan satwa liar endemik di Sumatra.
Puncak Gunung Kerinci pertama kali didaki oleh von Hasselt bersama Veth pada tahun 1877. Puncaknya di atas berupa kawasan tak bervegetasi yang mengelilingi kawah dalam selebar 600 meter.
Dari atas puncak, pendaki dapat melihat pemandangan hamparan perkebunan teh Kayu Aro dan pemandangan indah Kota Sungaipenuh. Di shelter III dengan ketinggian 3.291 mdpl juga menjadi tempat yang cocok untuk menyaksikan keindahan alam.
Advertisement