Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Indragiri Hilir cukup masif terjadi dalam sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan satelit yang digunakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, titik panas indikasi Karhutla di sana selalu terbanyak dibanding wilayah lainnya.
Tak hanya berdampak kepada manusia, kabut asap hasil Karhutla juga dirasakan satwa-satwa di sana. Hewan yang selama ini tinggal di hutan keluar mencari tempat aman dari titik api hingga sampai ke pemukiman.
Advertisement
Baca Juga
Adanya satwa dilindungi keluar dari hutan membuat resah warga di Parit 16, Kelurahan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, Indragiri Hilir. Ditambah lagi dengan temuan jejak-jejak berukuran besar yang dikira milik Harimau Sumatra.
Sebagai informasi, kabupaten ini memang masih banyak terdapat satwa belang itu. Beberapa konflik sering terjadi, mulai dari penyerangan hingga harimau masuk ke pemukiman.
Untuk menghilangkan rasa takut warga, Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengirim tim ke lokasi untuk mengecek apakah jejak itu milik harimau. Hasilnya petugas memang menemukan jejak tapi bukanlah hasil injakan satwa belang itu.
Menurut Kepala BBKSDA Riau Suharyono, jejak yang ditemukan warga adalah milik satwa jenis tapir. Ada beberapa jejak yang ditemukan di kebun dan perkarangan, meski beberapa warga tak melihat secara langsung wujud satwa dimaksud.
"Petugas telah melihat langsung jejak itu dan menggali informasi dari warga. Kesimpulannya itu adalah jejak tapir, bukan harimau seperti yang dikhawatirkan warga," kata Suharyono, Selasa, (13/8/2019).
Suharyono menjelaskan, informasi temuan jejak ini dilaporkan pada 11 Agustus 2019. Keesokan harinya, BBKSDA langsung mengirim tim ke lokasi mengecek jejak, sekaligus memberi pengertian kepada warga.
"Jadi kesimpulannya, tapir itu keluar dari hutan karena kebakaran lahan," ucap Suharyono.
Beberapa warga, tambah Suharyono, ada yang mengaku melihat langsung tapir. Kemunculannya sejak pekan lalu beriringan dengan kian maraknya kebakaran lahan di Indragiri Hilir.
Sebelum pulang, personel BBKSDA Riau menghimbau warga agar tidak menyakiti tapir jika melihat. Pasalnya selain dilindungi undang-undang, tapir termasuk hewan tidak berbahaya karena hanya memakan tumbuhan.
"Kalau masih menemukan jejak, laporkan ke BBKSDA, begitu juga kalau melihat tapir. Jangan melakukan tindakan yang membahayakan tapir atau diri sendiri," jelas Suharyono.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: