Bupati Puncak Papua Akui Daerahnya Rawan Kelompok Bersenjata

Pemkab Puncak menyebutkan 6 kali terjadi kekerasan terhadap aparat keamanan di Ilaga ataupun Sinak dan keseluruhan pelakunya merupakan KKB dari Yambi, Kabupaten Puncak.

diperbarui 14 Agu 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 01:00 WIB
Briptu Haedar
Evakuasi jenazah Briptu Haedar, polisi di Papua yang ditembak KKB di Kabupaten Puncak. (Liputan6.com/Polda Papua/Katharina Janur)

Jayapura - Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik mengklaim pelaku penembakan Briptu Hedar, 24 tahun di Kampung Usir, Kabupaten Puncak merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari Yambi, Kabupaten Puncak Jaya.

Willem tak membantah bahwa daerahnya dikuasai oleh kelompok besar KKB pimpinan Lekagak Telenggen. Selain itu, ada juga kelompok kecil yang membentuk satu kesatuan, di antaranya kelompok KKB pimpinan Titus Murib, Selcius Murib, Militer Murib, Peni Murib, dan Samurai Murib.

"Saya biasa berkomunikasi dengan mereka (KKB) dan selalu saya sampaikan untuk menjaga Kabupaten Puncak untuk pembangunan," kata Willem, Selasa 13 Agustus 2019.

Willem mencatat telah 6 kali terjadi kekerasan terhadap aparat keamanan di Ilaga ataupun Sinak. Ia memastikan pelakunya adalah KKB dari Yambi, Kabupaten Puncak.

"Mereka (KKB) itu masuk tiba-tiba, ambil (bunuh atau serang) dan keluar dari kabupaten ini. Saya yakin, pelaku yang menyerang almarhum adalah kelompok dari luar. Sementara justru kelompok di sini (Puncak) akan menjaga daerahnya, sebab saya selalu berkomunikasi dengan mereka (KKB), untuk tetap jaga Puncak dan Papua," ujarnya.

Baca berita lainnya di kabarpapua.co

Peringatan Waspada

Briptu Haedar
Evakuasi jenazah Briptu Haedar, polisi di Papua yang ditembak KKB di Kabupaten Puncak. (Liputan6.com/Kominfo Puncak/Katharina Janur)

Untuk menghindari kekerasan antara KKB dengan aparat keamanan di daerahnya, Bupati Willem selalu mengingatkan kepada TNI-Polri untuk selalu menjaga kewaspadaan, terlebih dalam menjaga tugas negara.

"Jangan pernah lengah terhadap situasi apapun, harus waspada dalam situasi apa pun. Saya selalu ingatkan dorang (TNI-Polri)," jelasnya.

Willem meminta pendekatan persuasif harus tetap dilakukan kepada KKB di Puncak. Salah satunya karena Kabupaten Puncak masih terus membangun. "Jangan segala sesuatunya dihadapi dengan gencatan senjata api, ini mau sampai kapan? Daerah kami harus maju dan berubah," katanya.

Dengan kejadian gugurnya Briptu Hedar, Pemkab Puncak dan masyarakat setempat ikut berbelasungkawa. Pemkab Puncak juga menanggung semua biaya evakuasi dari lokasi kejadian hingga almarhum dimakamkan di kampung halamannya.

"Kami juga berduka dengan kehilangan saudara Haedar dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan almarhum diterima di sisi-Nya," tuturnya. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya