Atraksi dan Balap Becak Meramaikan Perayaan Hari Kemerdekaan di Bandung

Puluhan pengayuh becak di Kota Bandung mengikuti lomba balap becak hingga atraksi miring di atas aspal.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 17 Agu 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2019, 19:00 WIB
Balap becak
Salah seorang peserta lomba balap becak melakukan atraksi mengangkat roda. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Banyak cara dilakukan untuk merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti dilakukan puluhan pengayuh becak di Kota Bandung, yang menggelar lomba balap becak hingga atraksi miring di atas aspal.

Tontonan langka dan unik itu tidak digelar di sebuah sirkuit. Melainkan di sekitaran Jalan Citarum-Cisangkuy yang diadakan Rukun Warga (RW) 08 Kelurahan Citarum, Kota Bandung, Sabtu (17/8/2019) siang.

Lomba balap becak kayuh ini pun berlangsung meriah. Setiap peserta harus melewati babak penyisihan dengan bertanding satu lawan satu melewati lintasan 400 meter.

Mereka saling mengalahkan lawannya untuk bisa terus bertanding dari babak penyisihan hingga babak final. Para penarik becak dibagi ke dalam dua kelas yaitu usia 50 tahun ke atas dan 50 tahun ke bawah.

Koordinator acara balap sepeda, Ade Taufik mengatakan, ajang balapan becak ini rutin digelar setiap tahun. Tujuannya adalah untuk menghibur tukang becak di hari kemerdekaan.

"Kita ingin menyemarakkan kemerdekaan. Apalagi kan di sini becak sudah agak mulai berkurang. Karena itu, setiap tahun kita rangkul mereka dengan mengadakan balap becak ini," kata Ade.

Ade menuturkan, jumlah peserta balap becak berjumlah 21 orang. Sebanyak 14 di antaranya berusia 50 tahun ke atas. Panitia juga memberikan uang tunai kepada seluruh pebecak.

"Semua mendapatkan uang kadeudeuh, topi, konsumsi dan kaos. Mereka kan tidak naik setengah hari, jadi kita kasih uang semuanya," ujarnya.

Menurut Ade, jumlah peserta tidak dibatasi bagi mereka yang biasa mangkal di Citarum. Namun terbuka bagi para tukang becak kayuh di Bandung. Namun peserta tahun ini lebih sedikit dari tahun biasanya.

"Sebagian kan masih ada yang di kampung halaman karena berdekatan dengan Idul Adha. Kalau dari jumlah pendaftar sebenarnya lebih dari 30 orang, bahkan biasanya peserta bisa lebih dari 50 orang," kata Ade.

Lomba balap dan atraksi mengangkat roda becak yang diikuti puluhan peserta tersebut menjadi perhatian warga sekitar. Mereka terlihat sangat antusias menyaksikan acara tersebut.

Melupakan Sejenak Setoran

Balap becak
Salah seorang peserta balap becak mengekspresikan dirinya saat menuju garis finish. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sementara itu, salah seorang pengayuh becak, Dedi Umbara (48) mengaku senang kegiatan balap digelar setiap tahunnya. Dedi mendapat juara dua pada kategori di bawah 50 tahun.

"Senang ya pastinya digelar lagi tahun ini. Saya sendiri sudah ikut lomba dari 2015," kata Dedi.

Dedi adalah pengayuh becak yang biasa mangkal di kawasan Kosambi. Dengan adanya kegiatan ini, Dedi bisa sedikit melupakan aktivitas mengantarkan penumpang.

"Lumayan, hadiahnya jauh lebih besar dibanding saat mengantar penumpang," ujar Dedi.

Penarik becak lainnya, Ade (57), mengatakan kegiatan balap ini menjadi ajang hiburan. Meski harus libur ia merasakan lomba ini terasa manfaatnya bagi dirinya.

"Juara atau tidak yang penting semuanya senang. Dengan adanya lomba ini mempererat tali silaturahmi," kata Ade.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya